tag:blogger.com,1999:blog-48676561238337712982024-02-20T01:59:44.872-08:00AKUAkuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-12086444836699982442009-11-29T18:59:00.000-08:002009-11-29T19:10:22.019-08:00Perbedaan suka,sayang,dan cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV-q8h7BAfpoDimWXxchAzsJ8Hlo8Qk1z4pNsJBMVeLCiaeQ-rGYQjET2a5s_DZwWctBLUEAT8uzt9p4gVZpDSM66XCEl6qAzANDPHzvuN9AlaiblOoSGs_zdFearguXhREascTTPyNUHe/s1600/heart.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 142px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV-q8h7BAfpoDimWXxchAzsJ8Hlo8Qk1z4pNsJBMVeLCiaeQ-rGYQjET2a5s_DZwWctBLUEAT8uzt9p4gVZpDSM66XCEl6qAzANDPHzvuN9AlaiblOoSGs_zdFearguXhREascTTPyNUHe/s200/heart.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5409728325916938418" /></a><br />Perbedaan antara suka,,sayang,,dan cinta !<br /><br />Suka adalah saat kamu ingin memiliki seseorang. . .<br /><br />Sayang adalah saat kamu ingin membahagiakan orang itu. . .<br /><br />Dan cinta adalah saat kamu akan berkorban untuk orang itu . . .<br /><br />Saat kamu bersedih dan menangis maka seseorang yg “menyukaimu” akan berkata ’sudahlah jgn menangis lg’<br /><br />tp seseorang yg ‘menyayangi’ akan diam dan ikut menangis bersamamu . . .<br /><br />Dan seseorang yg ‘mencintaimu’ akan membiarkanmu menangis dan menunggumu hingga tenang lalu berkata ‘mari kita selesaikan ini bersama’<br /><br />saat seseorang yg menyukaimu berada disampingmu maka dia akan bertanya ‘bolehkah aku menciummu?’<br /><br />tp seseorang yg menyayangimua maka dia akan berkata ‘biarkan aku memelukmu’<br /><br />dan seseorang yg mencintaimu takkan berbicara..dia hanya akan selalu memegang erat tanganmu seakan dia takkan mau membiarkanmu terjatuh . . .<br /><br />Saat kamu menyukai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan marah dan takkan mau lg berbicara dengannya..<br /><br />Tp jika kamu menyayangi seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan menangis karenanya..<br /><br />Dan jika kamu mencintai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan tersenyum walau itu pahit dan berkata ‘dia hanya belum tahu apa yg dia lakukan’<br /><br />suka hanyalah keegoisan diri sendiri…<br />Sayang adalah memberi dan menerima..<br />Dan cinta adalah rela berkorban…<br /><br />Suka hanya akan berbuat jika itu menyenangkan..<br />Sayang berbuat karena ingin selalu ada untuknya..<br />Dan cinta berbuat karena tak ingin membuatnya terluka tak peduli bgaimana keadaan kita. . .Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-11463641086775435692009-11-24T19:56:00.000-08:002009-11-26T21:17:13.134-08:00Dibalik kisah seorang ayahBiasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....<br /><br />Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.<br /><br />Lalu bagaimana dengan Papa/ayah/abah?<br /><br />Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,<br /><br />tapi tahukah kamu, jika ternyata papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?<br /><br />Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,<br /><br />tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......</span><br /><br />Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.<br /><br />Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...<br /><br />Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,<br /><br />Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....<br /><br />Tapi sadarkah kamu?<br /><br />Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.<br /><br />Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.<br /><br />Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"<br /><br />Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?<br /><br />Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :<br /><br />"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".<br /><br />Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.<br /><br />Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ketika kamu sudah beranjak remaja....</span><br /><br /><br />Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".<br /><br />Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?<br /><br />Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..<br /><br />Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...<br /><br />Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....<br /><br />Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,<br /><br />Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?<br /><br />Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')<br /><br />Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..<br /><br />Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?<br /><br />Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.<br /><br />Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...<br /><br />Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...<br /><br />Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .<br /><br />Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?<br /><br />"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"<br /><br />Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.<br /><br />Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...<br /><br />Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ketika kamu menjadi gadis dewasa....</span><br /><br />Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...<br /><br />Papa harus melepasmu di bandara.<br /><br />Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?<br /><br />Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .<br /><br />Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.<br /><br />Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".<br /><br />Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.<br /><br />Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.<br /><br />Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.<br /><br />Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...<br /><br />Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"<br /><br />Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".<br /><br />Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.</span><br /><br />Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.<br /><br />Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"<br /><br />Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.<br /><br />Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..<br /><br />Karena Papa tahu.....<br /><br />Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.<br /><br />Dan akhirnya....<br /><br />Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....<br /><br />Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?<br /><br />Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....<br /><br />Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....<br /><br />Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....<br /><br />Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."<br /><br /><br />Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...<br /><br />Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....<br /><br />Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....<br /><br />Papa telah menyelesaikan tugasnya....<br /><br />Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...<br /><br />Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...<br /><br />Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...<br /><br />Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .<br /><br />Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Chendy Octaviana Yudhi (COY)<br /><br />Construction Engineer<br /><br />Surface Facilities Engineering Division</span>Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-86505333002933413242009-11-19T10:01:00.000-08:002009-11-19T13:52:09.639-08:00Aku dan DiaSeperti biasa,kopi,rokok dan segelas bir menemani kesendirianku sambil menunggu seseorang di tempat pertama kali kita mengenal aku,dan aku mengenal dia,ya,ditempat main bilyard,dimana musik yang dimainkan oleh seorang DJ menambah berisik suasana,.<br /><br />"Dooorrrr,...!!!"dari belakang muncul sesosok gadis berambut lurus sebahu,cantik,dan juga periang,namanya nana,.<br />"Sudah lama nunggunya.??"tanya dia<br />"Baru 30 menit,masih kurang lama aku nunggunya,."jawab aku dengan bibir agak cemberut.<br />"duuh gitu ajah bibirnya pake di monyong²in,."sedikit dia menggoda tp bisa buat aku senyum,ya,senyum yang tak akan pernah hilang untuk dia,dan slalu ada untuknya.<br /><br />Setelah habis topik kita ngobrol,kita nyoba main bilyard,walau aku sering kalah sama dia,tp dia tetap merasa asik bermain sama aku,.<br /><br />"capek nih kalah terus."gumamku ke dia.<br />"Hallah baru saja sebentar."balas dia berbicara.<br /><br />akhirnya kita sudahi main bilyard dimana posisi yg tidak pernah imbang,ya,aku kalah telak terus sama dia,..<br /><br />"Jalan² yuk."ajakku.<br />"Kemana..??"dengan rasa penasaran dia menjawab.<br />"ketempat yg tenang,dimana banyak pepohonan dan suara kicauan burung."dengan singkat aku jawab,yang pasti kita menuju ke arah timur surabaya,yah di batu (malang),dimana kita biasanya menghabiskan waktu berdua hanya untuk melamun,.<br /><br />Berangkatlah kita mengendarai sebuah motor,seperti biasa,kecepatan 80km/jam kita lalui tiap jalan setapak yang sepi,karena sudah larut malam,dingin,dia memelukku erat,seolah tidak ingin kehilangan,kadang menangis,tp ketika aku tanya kenapa dia menangis,dia hanya terdiam dengan jawaban seolah olah tidak akan terjadi suatu apapun kepadanya,.<br /><br />Suara berisik jangkrik ditengah kesunyian,seolah olah menyanyikan lagu romantis buat kita berdua,bintang seolah menari,bulan pun menemani sang bintang yang sedang menyanyi,kerlip mereka seperti menatap kita penuh kebahagiaan,ya,yang ada cuma kebahagiaan di hari itu,berdua kita duduk menatap langit,kerlip lampu kota yg nampak diliat dari puncak,.<br /><br />Benar² malam yang indah buatku,untuk dia,walaupun dalam hati dia ada sedikit perasaan yang mengganjal dan tidak ingin aku mengetahuinya,.<br /><br />"Kenapa kamu memilihku,.?banyak cewek cantik di tempat bilyard yg bisa kmu ajak pacaran,cantik,baikk,untuk dijadikan seorang istri yang baik,"tanya dia kepadaku.<br />dan aku hanya menatap matanya,aku coba memeluknya dari samping,membelai rambut indahnya,.<br />"Aku tidak pernah memilih seseorang wanita yang cantik,aku hanya menginginkan wanita,dimana wanita itu sanggup mengisi hatiku,melengkapi apa yg kurang dalam diriku."jawab aku sambil terdiam,dan masih menatap kerlip lampu kota yg ada di puncak.<br />dia memelukku erat sambil menangis,dan aku tidak tau itu tangisan bahagia atau tangisan sedih karena dia punya masalah yg tidak harus diceritakan ke aku sekarang juga,dan dia hanya berkata,belum waktunya aku mengetahui semua yg ada dalam hati dia,tapi untuk cinta dia ke aku dia pasti menjawabnya,.<br /><br />tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 03:15 subuh,.<br />"pulang yuk kekostku yang dimalang,aku ngantuk,."ajakku kepadanya.<br />"iyah,aku juga ngantuk,."jawabnya mengiyakan ajakanku.<br /><br />bergegas kita beranjak dari taman dimana tempat kita berbicara mengungkapkan semua yang ada di hati.<br /><br />lanjutan dari <a href="http://punyabagus.blogspot.com/2009/02/ngopi-yuk.html" target="new">Ngopi yuk</a>Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-47547104762708380862009-08-12T10:58:00.001-07:002009-08-12T11:02:37.508-07:00W.S Rendra<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_MohShoF4vIo/SoMDqyEFjoI/AAAAAAAAADI/XLUm0Rnl0Zs/s1600-h/3.gif"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 164px; height: 200px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_MohShoF4vIo/SoMDqyEFjoI/AAAAAAAAADI/XLUm0Rnl0Zs/s200/3.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5369139214284066434" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xK3vXlnTvZUW_WEe_8N-oHjmxWP1uo2nOwDKj7CX7uTpEOCpUMNKp0unahdF-5-cyK6aUZ4omt1FDjo6-GJ0UT_0hZbb1u2FYffjzbDSyHSBwQO5K41Ixl9wv4XnfhuiA1S2nBP2rL8l/s1600-h/1.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 134px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5xK3vXlnTvZUW_WEe_8N-oHjmxWP1uo2nOwDKj7CX7uTpEOCpUMNKp0unahdF-5-cyK6aUZ4omt1FDjo6-GJ0UT_0hZbb1u2FYffjzbDSyHSBwQO5K41Ixl9wv4XnfhuiA1S2nBP2rL8l/s200/1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5369138464443545842" /></a>Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-51274235164563720492009-08-12T10:30:00.000-07:002009-08-12T10:38:41.032-07:00Biografi W.S RendraWillibrordus Surendra Broto Rendra (lahir Solo, 7 November 1935) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. <br /><br />Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. <br /><br />Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo. Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada. Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya , tidak berarti ia berhenti untuk belajar. Pada tahun 1954 ia memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika, ia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard atas undangan pemerintah setempat.<br /><br />Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat. <br /><br />Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an. <br /><br />“Kaki Palsu” adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.<br /><br />Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India. Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995). Untuk kegiatan seninya Rendra telah menerima banyak penghargaan, antara lain Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954) Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956); Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970); Hadiah Akademi Jakarta (1975); Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976) ; Penghargaan Adam Malik (1989); The S.E.A. Write Award (1996) dan Penghargaan Achmad Bakri (2006).<br /><br />Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.<br /><br />Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkimpoiannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.<br /><br />Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang. Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti tak lama kemudian.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Karya Sajak/Puisi W.S. Rendra</span><br /><span style="font-style:italic;">Jangan Takut Ibu<br />Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)<br />Empat Kumpulan Sajak<br />Rick dari Corona<br />Potret Pembangunan Dalam Puisi<br />Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta!<br />Nyanyian Angsa<br />Pesan Pencopet kepada Pacarnya<br />Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)<br />Perjuangan Suku Naga<br />Blues untuk Bonnie<br />Pamphleten van een Dichter<br />State of Emergency<br />Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api<br />Mencari Bapak<br />Rumpun Alang-alang<br />Surat Cinta<br />Sajak Rajawali<br />Sajak Seonggok Jagung<br /></span><br />Wahyu Sulaeman Rendra (lahir sebagai Willibrordus Surendra Broto Rendra, lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – wafat di Jakarta, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Masa Kecil</span><br />Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pendidikan</span><br />* TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.<br />* SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.<br />* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.<br />* mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">W.S Rendra Sebagai sastrawan</span><br />Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.<br /><br />Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.<br /><br />"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.<br /><br />Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.<br /><br />Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995)<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bengkel Theater</span><br />Pada tahun 1961, sepulang dari Amerika Serikat, Rendra mendirikan grup teater di Yogyakarta. Akan tetapi, grup itu terhenti karena ia pergi lagi ke Amerika Serikat. Ketika kembali lagi ke Indonesia (1968), ia membentuk kembali grup teater yang bernama Bengkel Teater. Bengkel Teater ini sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Sampai sekarang Bengkel Teater masih berdiri dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penelitian tentang karya rendra</span><br />Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974”. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957—1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penghargaan</span><br />* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)<br />* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)<br />* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)<br />* Hadiah Akademi Jakarta (1975)<br />* Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)<br />* Penghargaan Adam Malik (1989)<br />* The S.E.A. Write Award (1996)<br />* Penghargaan Achmad Bakri (2006).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Burung Merak</span><br />Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.<br /><br />Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkimpoiannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi. Setelah menjadi muslim namanya menjadi Wahyu Sulaeman Rendra.<br /><br />Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.<br /><br />Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati<br /><br />Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-3801519058443454952009-08-12T10:25:00.000-07:002009-08-12T10:36:57.138-07:00Surat cinta W.S RendraDramawan, cerpenis dan penyair besar Indonesia WS Rendra telah kembali ke pangkuan Sang Maha Hidup dalam usia 74 tahun, pada Kamis malam (6/8). Kepergian budayawan kenamaan untuk selama-lamanya itu, merupakan suatu kehilangan besar bagi kalangan budayawan tanah air. Sebagai “aset nasional”, Rendra yang mendapat julukan “Burung Merak” itu, namanya kondang baik di dalam dan manca negara. Beberapa penghargaan bergengsi atas dedikasinya berkiprah di jalur seni itu telah ia genggam.<br /><br />Sebagai salah seorang penggemarnya, saya beruntung pernah menyaksikan penampilan memukau WS Rendra membacakan puisi-puisinya di Taman Ismail Marzuki (TIM) beberapa tahun menjelang kejatuhan rezim Orde Baru.<br /><br />Masih terbayang, dengan berbusana serba hitam WS Rendra membacakan puisi-puisi bernada protes dalam penampilan tunggal tersebut. Untuk situasi politik masa itu, ia termasuk penyair yang berani. Dengan vokal suara bariton dan agak serak-serak, ia lantang dan keras menyuarakan protes. Seakan-akan nalurinya sebagai seniman itu, ia telah mencium gelagat tidak beres dari penguasa masa itu.<br /><br />Bahkan bukan pada saat penampilan di TIM malam itu saja ia mengekspresikan “tanda-tanda jaman”. Tahun-tahun sebelumnya, penampilan-penampilan panggung Rendra di muka publik, baik itu pementasan drama maupun pembacaan puisi telah ia kirimkan “sinyal-sinyal” ketidakberesan negeri kepada sang penguasa. Karenanya, pernah saya baca di media massa izin-izin pementasan Rendra dipersulit pihak aparat keamanan. Bahkan dilarang.<br /><br />Malam itu Rendra dengan cukup santai membacakan beberapa puisi karyanya. Mulai dari “Blues untuk Bonnie”, “Sajak Seonggok Jagung”, “Sajak Sebatang Lisong” dan lain-lain.<br /><br />Menurut saya, gaya dia membacakan puisi dengan menggerakkan dan meliuk-liukkan anggota tubuh itu, memang laksana burung merak yang tengah mengepak-ngepakkan sayapnya. Mungkin saja gaya Rendra inilah yang melambungkan sebuah julukan khas dan melekat pada dirinya: Penyair Si Burung Merak.<br /><br />Lantaran kedinamisan Rendra di atas panggung ini, sesekali istrinya Ken Zuraida yang setia berdiri di bibir panggung, naik untuk membetulkan perlengkapan mikropon wireless yang menempel di pinggang Rendra.<br /><br />***<br /><br />Secara pribadi, di awal-awal dekade 1990-an, penyair besar tersebut “turut andil” mensukseskan sebuah pdkt atau pendekatan saya pada seorang gadis. Sajak Rendra “Surat Cinta” , saya “modifikasi” tertentu seolah-olah itu tulisan tangan sendiri (agak lucu kan kalau kita menulis surat cinta pakai daftar pustaka segala). Selain Rendra, penyair yang sajak-sajaknya kerap saya kutip dalam sepucuk surat pribadi itu antara lain: Amir Hamzah, Sitor Situmorang, Kahlil Gibran, Jalaluddin Rumi dan Rabiah al-Adawiyah.<br /><br />Menurut penuturan salah seorang teman indekostnya saat mahasiswa dulu, bila surat cinta itu saya kirim (baik melalui perantaraan teman atau pos) dan telah dibacanya, maka semalaman si pacar itu tidak bisa tidur. Ketika suatu waktu soal itu saya singgung dan tanyakan, si mantan pacar yang kini menjadi ibu dari ketiga anakku itu tegas-tegas menyangkalnya, seraya mengalihkan pembicaraan ke topik lain.<br /><br />***<br /><br />Dalam konteks sajak “Surat Cinta” Rendra itu, sejatinya yang saya perlukan hanya mengganti kata “dik Narti “ menjadi “dik Indra” (mantan pacar yang kini jadi istri). Di samping itu, tentu saja saya tidak mengutip mentah-mentah apa yang telah tersurat dari sajak tersebut. Ada modifikasi kalimat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi tatkala surat itu dibuat.<br /><br />Perhatikan beberapa bait kutipan sajak ini. Dan jika pembaca adalah seorang perempuan muda yang tengah dimabuk kepayang, resapi kedahsyatan sajak ini. Beberapa petikan sajak “Surat Cinta” WS Rendra itu sebagai berikut:<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-style:italic;">Kutulis surat ini<br />kala hujan gerimis<br />bagai bunyi tambur yang gaib,<br />Dan angin mendesah<br />mengeluh dan mendesah,<br />Wahai, dik Narti,<br />aku cinta kepadamu !<br /><br />Kutulis surat ini<br />kala langit menangis<br />dan dua ekor belibis<br />bercintaan dalam kolam<br />bagai dua anak nakal<br />jenaka dan manis<br />mengibaskan ekor<br />serta menggetarkan bulu-bulunya,<br />Wahai, dik Narti,<br />kupinang kau menjadi istriku !<br /><br />Kaki-kaki hujan yang runcing<br />menyentuhkan ujungnya di bumi,<br />Kaki-kaki cinta yang tegas<br />bagai logam berat gemerlapan<br />menempuh ke muka<br />dan tak kan kunjung diundurkan<br /><br />Selusin malaikat<br />telah turun<br />di kala hujan gerimis<br />Di muka kaca jendela<br />mereka berkaca dan mencuci rambutnya<br />untuk ke pesta<br />Wahai, dik Narti<br />dengan pakaian pengantin yang anggun<br />bunga-bunga serta keris keramat<br />aku ingin membimbingmu ke altar<br />untuk dikimpoikan<br />Aku melamarmu,<br />Kau tahu dari dulu:<br />tiada lebih buruk<br />dan tiada lebih baik<br />dari yang lain…<br />penyair dari kehidupan sehari-hari,<br />orang yang bermula dari kata<br />kata yang bermula dari<br />kehidupan, pikir dan rasa</span></span><br /><br />Selamat Jalan Bung. Menghadaplah engkau kepada Sang Maha Penyair dengan seulas senyum. Kepakkan sayap-sayap burung merakmu itu pada-Nya dengan kegembiraan yang meluap-luap. Dalam buaian dan haribaan-Nya, semoga engkau beristirahat panjang dengan tenang.Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-13726804511290678452009-08-12T10:09:00.000-07:002009-08-12T10:41:02.950-07:00Kumpulan puisi W.S RendraInilah puisi terakhir W.S Rendra sebelum meninggalkan dunia tuk selama-lamanya (31 Juli di RS Mitra Keluarga.)..<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tuhan, Aku Cinta Padamu<br /><br /><span style="font-style:italic;">Aku lemas<br />Tapi berdaya<br />Aku tidak sambat rasa sakit<br />atau gatal<br /><br />Aku pengin makan tajin<br />Aku tidak pernah sesak nafas<br />Tapi tubuhku tidak memuaskan<br />untuk punya posisi yang ideal dan wajar<br /><br />Aku pengin membersihkan tubuhku<br />dari racun kimiawi<br /><br />Aku ingin kembali pada jalan alam<br />Aku ingin meningkatkan pengabdian<br />kepada Allah<br /><br />Tuhan, aku cinta padamu</span></span><br /><br />Puisi Lainnya...<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Rajawali</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Sebuah sangkar besi<br />tidak bisa mengubah rajawali<br />menjadi seekor burung nuri<br />Rajawali adalah pacar langit<br />dan di dalam sangkar besi<br />rajawali merasa pasti<br />bahwa langit akan selalu menanti<br />Langit tanpa rajawali<br />adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma<br />tujuh langit, tujuh rajawali<br />tujuh cakrawala, tujuh pengembara<br />Rajawali terbang tinggi memasuki sepi<br />memandang dunia<br />rajawali di sangkar besi<br />duduk bertapa<br />mengolah hidupnya<br />Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan<br />yang terjadi dari keringat matahari<br />tanpa kemantapan hati rajawali<br />mata kita hanya melihat matamorgana<br />Rajawali terbang tinggi<br />membela langit dengan setia<br />dan ia akan mematuk kedua matamu<br />wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG</span><br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Tuhanku,<br />WajahMu membayang di kota terbakar<br />dan firmanMu terguris di atas ribuan<br />kuburan yang dangkal<br />Anak menangis kehilangan bapa<br />Tanah sepi kehilangan lelakinya<br />Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini<br />tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia<br />Apabila malam turun nanti<br />sempurnalah sudah warna dosa<br />dan mesiu kembali lagi bicara<br />Waktu itu, Tuhanku,<br />perkenankan aku membunuh<br />perkenankan aku menusukkan sangkurku<br />Malam dan wajahku<br />adalah satu warna<br />Dosa dan nafasku<br />adalah satu udara.<br />Tak ada lagi pilihan<br />kecuali menyadari<br />-biarpun bersama penyesalan-<br />Apa yang bisa diucapkan<br />oleh bibirku yang terjajah ?<br />Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai<br />mendekap bumi yang mengkhianatiMu<br /><br />Tuhanku<br />Erat-erat kugenggam senapanku<br />Perkenankan aku membunuh<br />Perkenankan aku menusukkan sangkurku<br />***<br /><br /></span><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">AKU TULIS PAMPLET INI</span><br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /><span style="font-style:italic;">Aku tulis pamplet ini<br />karena lembaga pendapat umum<br />ditutupi jaring labah-labah<br />Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,<br />dan ungkapan diri ditekan<br />menjadi peng - iya - an<br />Apa yang terpegang hari ini<br />bisa luput besok pagi<br />Ketidakpastian merajalela.<br />Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki<br />menjadi marabahaya<br />menjadi isi kebon binatang<br />Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,<br />maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam<br />Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.<br />Tidak mengandung perdebatan<br />Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan<br />Aku tulis pamplet ini<br />karena pamplet bukan tabu bagi penyair<br />Aku inginkan merpati pos.<br />Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku<br />Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.<br />Aku tidak melihat alasan<br />kenapa harus diam tertekan dan termangu.<br />Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.<br />Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.<br />Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?<br />Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.<br />Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.<br />Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.<br />Rembulan memberi mimpi pada dendam.<br />Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah<br />yang teronggok bagai sampah<br />Kegamangan. Kecurigaan.<br />Ketakutan.<br />Kelesuan.<br />Aku tulis pamplet ini<br />karena kawan dan lawan adalah saudara<br />Di dalam alam masih ada cahaya.<br />Matahari yang tenggelam diganti rembulan.<br />Lalu besok pagi pasti terbit kembali.<br />Dan di dalam air lumpur kehidupan,<br />aku melihat bagai terkaca :<br />ternyata kita, toh, manusia !</span><br />Pejambon Jakarta 27 April 1978<br />Potret Pembangunan dalam Puisi<br />***<br /><br /><span style="font-weight:bold;">GERILYA</span><br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /><br /><span style="font-style:italic;">Tubuh biru<br />tatapan mata biru<br />lelaki berguling di jalan<br />Angin tergantung<br />terkecap pahitnya tembakau<br />bendungan keluh dan bencana<br />Tubuh biru<br />tatapan mata biru<br />lelaki berguling dijalan<br />Dengan tujuh lubang pelor<br />diketuk gerbang langit<br />dan menyala mentari muda<br />melepas kesumatnya<br />Gadis berjalan di subuh merah<br />dengan sayur-mayur di punggung<br />melihatnya pertama<br />Ia beri jeritan manis<br />dan duka daun wortel<br />Tubuh biru<br />tatapan mata biru<br />lelaki berguling dijalan<br />Orang-orang kampung mengenalnya<br />anak janda berambut ombak<br />ditimba air bergantang-gantang<br />disiram atas tubuhnya<br />Tubuh biru<br />tatapan mata biru<br />lelaki berguling dijalan<br />Lewat gardu Belanda dengan berani<br />berlindung warna malam<br />sendiri masuk kota<br />ingin ikut ngubur ibunya<br /></span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">GUGUR</span><br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /><br /><span style="font-style:italic;">Ia merangkak<br />di atas bumi yang dicintainya<br />Tiada kuasa lagi menegak<br />Telah ia lepaskan dengan gemilang<br />pelor terakhir dari bedilnya<br />Ke dada musuh yang merebut kotanya<br /><br />Ia merangkak<br />di atas bumi yang dicintainya<br />Ia sudah tua<br />luka-luka di badannya<br /><br />Bagai harimau tua<br />susah payah maut menjeratnya<br />Matanya bagai saga<br />menatap musuh pergi dari kotanya<br /><br />Sesudah pertempuran yang gemilang itu<br />lima pemuda mengangkatnya<br />di antaranya anaknya<br />Ia menolak<br />dan tetap merangkak<br />menuju kota kesayangannya<br /><br />Ia merangkak<br />di atas bumi yang dicintainya<br />Belumlagi selusin tindak<br />mautpun menghadangnya.<br />Ketika anaknya memegang tangannya<br />ia berkata :<br />" Yang berasal dari tanah<br />kembali rebah pada tanah.<br />Dan aku pun berasal dari tanah<br />tanah Ambarawa yang kucinta<br />Kita bukanlah anak jadah<br />Kerna kita punya bumi kecintaan.<br />Bumi yang menyusui kita<br />dengan mata airnya.<br />Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.<br />Bumi kita adalah kehormatan.<br />Bumi kita adalah juwa dari jiwa.<br />Ia adalah bumi nenek moyang.<br />Ia adalah bumi waris yang sekarang.<br />Ia adalah bumi waris yang akan datang."<br />Hari pun berangkat malam<br />Bumi berpeluh dan terbakar<br />Kerna api menyala di kota Ambarawa<br /><br />Orang tua itu kembali berkata :<br />"Lihatlah, hari telah fajar !<br />Wahai bumi yang indah,<br />kita akan berpelukan buat selama-lamanya !<br />Nanti sekali waktu<br />seorang cucuku<br />akan menacapkan bajak<br />di bumi tempatku berkubur<br />kemudian akan ditanamnya benih<br />dan tumbuh dengan subur<br />Maka ia pun berkata :<br />-Alangkah gemburnya tanah di sini!"<br />Hari pun lengkap malam<br />ketika menutup matanya</span><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">LAGU SEORANG GERILYA</span><br />(Untuk puteraku Isaias Sadewa)<br />Oleh :<br />W.S. Rendra<br /><br /><span style="font-style:italic;">Engkau melayang jauh, kekasihku.<br />Engkau mandi cahaya matahari.<br />Aku di sini memandangmu,<br />menyandang senapan, berbendera pusaka.<br />Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,<br />engkau berkudung selendang katun di kepalamu.<br />Engkau menjadi suatu keindahan,<br />sementara dari jauh<br />resimen tank penindas terdengar menderu.<br />Malam bermandi cahaya matahari,<br />kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.<br />Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,<br />engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu<br />Peluruku habis<br />dan darah muncrat dari dadaku.<br />Maka di saat seperti itu<br />kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan<br />bersama kakek-kakekku yang telah gugur<br />di dalam berjuang membela rakyat jelata<br /></span><br />Jakarta, 2 september 1977<br />Potret Pembangunan dalam Puisi<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sajak Sebatang Lisong</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">menghisap sebatang lisong<br />melihat Indonesia Raya<br />mendengar 130 juta rakyat<br />dan di langit<br />dua tiga cukung mengangkang<br />berak di atas kepala mereka<br /><br />matahari terbit<br />fajar tiba<br />dan aku melihat delapan juta kanak – kanak<br />tanpa pendidikan<br /><br />aku bertanya<br />tetapi pertanyaan – pertanyaanku<br />membentur meja kekuasaan yang macet<br />dan papantulis – papantulis para pendidik<br />yang terlepas dari persoalan kehidupan<br /><br />delapan juta kanak – kanak<br />menghadapi satu jalan panjang<br />tanpa pilihan<br />tanpa pepohonan<br />tanpa dangau persinggahan<br />tanpa ada bayangan ujungnya<br />……………………..<br /><br />menghisap udara<br />yang disemprot deodorant<br />aku melihat sarjana – sarjana menganggur<br />berpeluh di jalan raya<br />aku melihat wanita bunting<br />antri uang pensiunan<br /><br />dan di langit<br />para teknokrat berkata :<br /><br />bahwa bangsa kita adalah malas<br />bahwa bangsa mesti dibangun<br />mesti di up-grade<br />disesuaikan dengan teknologi yang diimpor<br /><br />gunung – gunung menjulang<br />langit pesta warna di dalam senjakala<br />dan aku melihat<br />protes – protes yang terpendam<br />terhimpit di bawah tilam<br /><br />aku bertanya<br />tetapi pertanyaanku<br />membentur jidat penyair – penyair salon<br />yang bersajak tentang anggur dan rembulan<br />sementara ketidak adilan terjadi disampingnya<br />dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan<br />termangu – mangu di kaki dewi kesenian<br /><br />bunga – bunga bangsa tahun depan<br />berkunang – kunang pandang matanya<br />di bawah iklan berlampu neon<br />berjuta – juta harapan ibu dan bapak<br />menjadi gemalau suara yang kacau<br />menjadi karang di bawah muka samodra<br />……………………………<br /><br />kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing<br />diktat – diktat hanya boleh memberi metode<br />tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan<br />kita mesti keluar ke jalan raya<br />keluar ke desa – desa<br />mencatat sendiri semua gejala<br />dan menghayati persoalan yang nyata<br /><br />inilah sajakku<br />pamplet masa darurat<br />apakah artinya kesenian<br />bila terpisah dari derita lingkungan<br />apakah artinya berpikir<br />bila terpisah dari masalah kehidupan</span>Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-61739051010615199522009-02-26T16:51:00.000-08:002009-02-26T17:01:21.997-08:00Ngopi yuk...???BUZZ..!!<br />begitulah nana biasa klo nyapa,agak ngagetin sih,tp emang tuh kebiasaannya,"nongkrong yuk say,..??"sapa nana,"nongkrong dimana..??"tanyaku selanjutnya,"biasa di coffe corner,aku tunggu iah..??"sambil agak sedikit menggoda.<br />tp kepalaku langsung puyeng,bagaimana tidak coba..?? 2 blog pesenan teman belum selesai,dan pagi itu jga mau di ambil,"gimana..??"tanya nana,"waduh gak bisa nih,aku sibuk kali ini,"sambil masih konsen di depan komputer yg rasanya dah bosen liat mukaku.<br />"yaaahh,.."dengan nada agak kecewa nana membalasnya,"maaf iah"kataku sambil ngomel² gak karuan karena liat kerjaan belum selesai,.<br />itulah sepenggalan kisa tentang diriku dan nana (si gadis lesby) yg cantik,imuet,manja,dan aku berharap dia tak akan pernah kembali menjadi gadis lesby kaya dulu lagi,sayang sekali klo dia sampai terjatuh kembali ke dunia yg benar² tidak di inginkan oleh seorang lelaki yg mendambakan wanita cantik seperti dia,tp apa daya,itu semua adalah takdir,dan kita yg mencoba tuk berusaha merubahnya,.<br />sampai pagi ini pun aku masih teringat dengan dia,kenapa dia gak jadi milikku saja,aku bisa bahagiakan dia,tp kata hatiku mendorong untuk tidak memiliki dia,kenapa..??krna aku bukanlah lelaki yg cocok buat dia,dia kaya,cantik,seksy,..<br />sedangkan aku hanya manusia biasa,cuek dengan keadaan diriku yg sebenernya,suka peduli sama orang lain tp gak pernah peduli pada diri sendiri,akhirnya cuma bisa berdoa tuk mendapatkan dia.(bersambung)Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-14660074021004034352009-02-03T23:29:00.000-08:002009-02-03T23:40:45.059-08:00Lamunanku..<span style="font-weight:bold;">Kecewa Bertubi-Tubi</span> <br /><br /><br />Oh akulah reruntuhan istana..<br />Megahku tenggelam dalam badai api...<br />Aku tertimpa gunung besar dari langit..<br />Dan musnah dalam debunya yang membara...<br /><br />Aku tlah retak dalam kepatahan...<br />Cintaku lenyap dalam kecewa berkali-kali..<br />3600 kali yang berjalan, aku kesakitan..<br />Bertemu kembali dalam kekecewaan besar...<br /><br />Insan daripadaku meledak-ledak...<br />Tak ada nurani, pantas mati tanpa nisan...<br />Tak berdaya lagi tlah kuaniaya diri..<br />Pasrahkan pada-Nya agar tak tersisa hati..<br /><br />Kau yang kucinta tega berlari...<br />3600 kali tersakiti dengan lautan...<br />Kau tenggelamkan aku tanpa jejak haluan..<br />Aku tersisih di antara kebahagiaan...<br /><br />Cukup sekali, tapi terjadi lagi..<br />Kau tega menghianati aku kembali...<br />Tak ada lagi percayakan cinta ini...<br />Pantaslah aku mati dalam api kecewa ini...<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Aku putus asa</span><br /><br />Kusudah menyerah pada hidup ini.<br />Baju jirahku sudah penuh darah..<br />Aku kalah dalam peperangan kenyataan...<br />Mimpiku akanlah tetap menjadi mimpi..<br /><br />Kuasaku menahan hanya sebatas ini..<br />Rasa ini sudah menderaku bagaikan batu..<br />Aku tak sanggup mengaduh perih lagi..<br />Sudah cukupkah kisah hidupku berakhir...<br /><br />Tangis, air mata dan derita..<br />Menjadi warna kelam dalam kanvasku...<br />Peluh dan kecewa yang laksana mutiara...<br />Berguguran dari pohon hatiku yang kecewa..<br /><br />Putus asaku sudah tak tersambung lagi..<br />Deritaku sesakkan dada dan menambah beratnya..<br />Cinta tiada, hartapun tiada..semuanya sirna...<br />Aku nelangsa berharap kematian menjemputku...Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-71008715385377695032009-02-02T11:29:00.000-08:002009-02-19T11:20:56.971-08:00Semut merah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://w3.bikepics.com/pics/2007%5C11%5C19%5Cbikepics-1092251-320.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://w3.bikepics.com/pics/2007%5C11%5C19%5Cbikepics-1092251-320.jpg" border="0" alt="" /></a><br />"aaarrhh sial,.dasar motor nyebelin,gak tau di untung,aku dah habis banyak untuk ngerawat kamu,tapi masih terus mogok"teriakku di dalam hati.emang sih,sejak pertama aku miliki motor kesayanganku,sering mogok,tp aku tetep sayank sama dia.<br />pernah nih kejadian yg sangat krusial nih motor bikin aku malu,plus gak enak sama yg aku bonceng,maklum yg di bonceng adalah gebetan waktu itu,eh di jalan mogok sampai lima kali,untungnya masih bisa jalan,tp malu juga sih.<br /><br />"waduh mogok"gumamku dalam hati ketika membonceng gebetanku yg namanya siska(bukan nama sebenarnya,)."kenapa mas..??"tanya siska,"nih mogok lagi,sorry yah sis,gak tau nih padahal kalo sama aku gak pernah mogok,tp pas sama cewek yg cantik kaya kamu kok jadi mogok,..??nervous kali iak motorku,..??"(sempat sewot jg siska)masa cuma gara² dia motorku jadi mogok,.ehehehe,.<br /><br />yah akhirnya kita jadi dorong berdua,so sweet,tp biarlah,toh dia juga mau,dan gak ada paksaan dari pihak manapun,apalagi mengancam (paling juga takut gak ada yg anterin pulang).setelah kita dorong lumayan jauh sampai 50 meter,tuh motor bisa di hidupin lagi,"sis,bisa nih,."teriakku kegirangan,"iyah mas"jawab siska dengan senyum lembutnya yg bisa buat aku senang,."yuk jalan lagi sampai tempat tujuan dimana kita mau makan dan lihat bintang,."dengan girangnya aku mengajaknya untuk kembali semangat,walaupun tuh motor sudah mogok sampai lima kali perjalanan.<br /><br />greeeeeeng.....motor aku starter dengan semangat,lanjut sudah perjalananku sampai tempat tujuan,karena seringnya motorku mogok,eh dari tempat tujuan gak kebagian tempat duduk,akhirnya kita sepakat untuk lesehan,wah keren juga iah,lesehan di atas rumput pakai tikar trus ada makanan dan minuman ,mirip sekali dengan camping,ehmm,kencan pertama lagi,akhirnya kita makan sambil liat bintang,dan juga bercanda tawa,tak terbayang masa indah waktu itu,tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam,waktunya kita pulang,dalam perjalanan si jago mogok gak pernah ngambek lagi,bahkan sampai separuh perjalanan,"wahhh senangnnya,."gumamku dalam hati,tapi,tiba² saja hujan turun dengan derasnya,berteduh kita di salah satu toko yg sudah tutup,secara di dalam tas siska waktu itu berisi laptop dan kamera SLR,jadi kita mengamankan barang² yg gak tahan kena air,.<br /><br />tak terasa sudah sejam kita berteduh,dan siska sudah di telp mamanya,"iyah ma,ini lagi berteduh,hujannya deras sekali,.."jawab siska lewat HP karena di telepon sama mamanya,tp karena hari semakin lama semakin malam,siska sendiri menggigil kedinginan,dan aku ambil keputusan untuk dia pulang dulu dengan menaiki taksi,yah,setelah itu ada taksi dan dia pulang,tinggal diriku sendiri yg kedinginan,akhirnya nekat pulang juga,.<br /><br />ehmm,kembali ke topik awal,si jago mogok kembali ngadat ketika aku sedang berangkat kerja,jarak waktu tempuh untuk sampai ke tempat kerja jika menaiki si jago mogok kira² setengah jam lebih,tapi apa yg terjadi,motor mogok hingga aku sampai di tempat kerja sejam lebih,untungnya si boss mau mengerti.<br /><br />setelah sampai,duduk di depan komputer,dan isi blog ini.Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-42042124378366420602009-01-28T13:10:00.000-08:002009-03-25T05:14:45.600-07:00My vampire<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDSEhwMNg0Uhxg70QkFBbYZmBFr16DLSAcQHcDhfuoMPltJn_vKnKbNuMVC7p9e0WayFHRjeZTLXbV3MZ0iyVpghSn8CcVUZMxOOjOldMTKPSbLeiv75LwHKGcITDU67oe6yhtYWe6A4IG/s1600-h/1_246971495l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDSEhwMNg0Uhxg70QkFBbYZmBFr16DLSAcQHcDhfuoMPltJn_vKnKbNuMVC7p9e0WayFHRjeZTLXbV3MZ0iyVpghSn8CcVUZMxOOjOldMTKPSbLeiv75LwHKGcITDU67oe6yhtYWe6A4IG/s200/1_246971495l.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5296455438565918130" /></a><br /><br />Ntah apa yg kau pikirkan sekarang ini.<br />aku gak pernah tau<br />begitu jg diriku yang tak pernah mengerti kenapa aku sampai begitu suka sama kamu<br /><br />my vampire..<br />"bagoooeessssss,..gak bisa nih..??"(sambil menunjukan wajah sebel karena gak pernah berhasil Ngedit CSS),"apa sih jelek,.??"begitulah aku memanggilnya.<br />seperti biasa,mulai sore sampe malam kita bersama,belajar bersama,ntah itu ngeblog atau lainnya,kadang ada pertengkaran kecil di antara kita,walaupun gak sampai ke pertengkaran besar,tp sukses jg buat diriku bete.<br />"yes,berhasil"teriakmu.<br />"selamat"begitulah kata diriku,sambil mencium sedikit keningnya.<br />karena sampai seriusnya dia belajar tentang internet,sampai² lupa dengan diriku yg sudah ada di sampingnya,"biarkanlah dia belajar"gumamku dalam hati.tp dia kan sebentar lagi harus menghadapi UNAS,kenapa malah belajar internetan,"huuuh dasar vampire,..".<br /><br />itulah saat² aku merasa bahagia di sampingnya,tp sampai kapan aku harus bisa menunggu untuk memilikinya,kata yg dia lontarkan ke aku tiap kali aku ingin memiliknya"aku bukanlah wanita yg baik buat kamu gus,aku gak mau nyakitin kamu,kamu adalah lelaki yg terbaik yg pernah aku kenal,sabar,jujur,..sedangkan aku berbeda sekali dengan dirimu,aku takut nyakitin kamu,.."begitulah alasan dia mengapa sampai sekarang kami belum pacaran.<br />aku suka dia,sayank,cinta dia,apapun yg ada dalam dirinya aku menyukainya,walaupun dia mengganggap aku kan disakitinya,tp aku akan bertahan,sejauh mana aku mampu menjaganya,..<br /><br /><br />dan sampai sekarang aku masih tetap setia menunggunya,sampai aku bosan,.???mungkin aku gak akan pernah bosan dengannya,apapun yang terjadi dengannya,aku kan sabar menghadapinya,walaupun kadang diriku di buatnya marah,tapi sebisa mungkin aku gak akan pernah marah sama dia,.<br /><br /><br />thx my vampire,walaupun kamu cuma memberiku sedikit kebahagiaan di hatiku,aku cukup bersyukur,.<br />aku kangen sama kamu.<br />tersiksa..???yah memang sangat tersiksa...tp inilah yg harus kuterima,kasih tak sampai.Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-50941740951874440272009-01-24T14:48:00.000-08:002009-03-25T05:23:00.325-07:00Makluk² yg pernah mengisi ruang hatiku.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos-p.friendster.com/photos/28/70/55260782/1_662313757l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 350px;" src="http://photos-p.friendster.com/photos/28/70/55260782/1_662313757l.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos-p.friendster.com/photos/28/70/55260782/800965009l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 350px;" src="http://photos-p.friendster.com/photos/28/70/55260782/800965009l.jpg" border="0" alt="" /></a><br />rahma atau yg sering di panggil sama teman²nya rahme..<br />gadis berusia 19 tahun ini adalah asisten dosen di kampus unair,anaknya emang rame,apalagi klo lagi nonton,suaranya menggelegar lebih keras dari home theaternya.<br />thx iah udah mengisi kekosongan hatiku,walaupun ortu kamu dah memilihkan calon untuk kamu,aku tetap sayank sama kamu,.<br /><br /><right>cinta siti nurbaya nih.</right><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos-563.friendster.com/e1/photos/36/56/61436563/1_716983552l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="http://photos-563.friendster.com/e1/photos/36/56/61436563/1_716983552l.jpg" border="0" alt="" /></a><br />dewi atau fitra dewi<br />gadis 21 th ini sering aku gangguin waktu tidur malam,cuman untuk bangunin buat sholat tahajjud,..<br />maaf mas udah banyak bohong sama kamu,hubungan jarak jauh ternyata susah,moga kamu dapatkan yg lebih baik dari mas.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos-p.friendster.com/photos/65/94/40474956/1_990199491l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width:350px; height: 250px;" src="http://photos-p.friendster.com/photos/65/94/40474956/1_990199491l.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos-p.friendster.com/photos/65/94/40474956/1_966442740l.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 350px;" src="http://photos-p.friendster.com/photos/65/94/40474956/1_966442740l.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><br /><br />mirza atau anak² sering panggil mircha krn wajahnya yg imut,childist(klo sedang ngambek),gadis berumur 19 tahun ini adalah orang yg pertama kali bukin aku jatuh cinta di kampus tercinta,..<br />hemmm,mas jg minta maaf krn sering bikin kamu jengkel sama mas,apalagi sampai menangis,dan maafkan mas,krn mas gak bisa langsung berubah seperti apa yg kamu inginkan,perubahan tidak bisa langsung chaaa..,dan skrg kamu dah bahagia kan dapat yg lebih baik dari aku,sahabatku sendiri yg memang aku percaya i tuk menjaga kamu.bentar lagi kamu dah wisuda,selamat iah,tinggal mas yg betah di kampus,krn mas susah mo nuruti kemauan kamu.<br /><br />maybe masih ada klo gak salah 2 makhluk yg belum aku pasang,emang gak ada fotonya dan jg mungkin cinta monyet,ehehehe,yg penting aku bukan monyet kan...???Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-84278953539647748292009-01-08T13:50:00.000-08:002009-01-08T13:53:52.307-08:00Hack ModzilaMozilla Firefox adalah salah satu browser yang paling banyak dipakai oleh para netter.1. Dengan sedikit trik, Firefox bisa dibuat lebih kencang sehingga memberikan kenyamanan anda dalam mengarungi jagad maya. Berikut trik nya :<br /><br />* Ketik "about:config" pada address bar dan tekan enter. turunkan scroll kebawah dan cari entries berikut :<br /><br />network.http.pipelining<br />network.http.proxy.pipelining<br />network.http.pipelining.maxrequests<br /><br />Secara normal browser akan membuat satu request untuk satu halaman web dalam satu kali . Ketika kamu enable pipelining, itu akan membuat beberapa halaman dalam sekali klik dan akan mempercepat page loading.<br /><br />* Ubah entries berikut menjadi :<br /><br />Set "network.http.pipelining" menjadi "true"<br />Set "network.http.proxy.pipelining" menjadi "true"<br />Set "network.http.pipelining.maxrequests" menjadi nilai seperti "30". ini artinya akan membuat 30 request dalam sekali.<br /><br />* Terakhir klik kiri (dimana saja) select New -> Integer. masukan "nglayout.initialpaint.delay" pada prefence name, kemudian set nilai menjadi "0".Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-28672844853839647492008-07-19T20:23:00.000-07:002008-07-19T20:29:29.460-07:00Asal Usul Kata SurabayaBukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasati tersebut terungkap bahwa Surabaya (churabhaya) masih berupa desa ditepian sungai Brantas sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang sungai Brantas.<br /><br />Surabaya (Surabhaya) juga tercantum dalam pujasastra Negara Kertagama yang ditulis oleh Prapanca tentang perjalanan pesiar baginda Hayam Wuruk pada tahun 1365 dalam pupuh XVII (bait ke-5, baris terakhir).<br /><br />Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (prasasti Trowulan) & 1365 M (Negara Kertagama), para ahli menduga bahwa Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tsb.<br /><br />Menurut hipotesis Von Faber, Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat pemukiman baru bagi prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M. Hipotesis yang lain mengatakan bahwa Surabaya dulu bernama Ujung Galuh.<br /><br />Versi lain mengatakan bahwa nama Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon setelah mengalahkan tentara Tartar, Raden Wijaya mendirikan sebuah kraton di Ujunggaluh, dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu Buaya, Jayengrono makin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Paneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal kehabisan tenaga.<br /><br />Kata "Surabaya" juga sering diartikan secara filosofis sebagai lambang perjuangan antara darat dan air, antara tanah dan air. Selain itu, dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa nama Surabaya muncul setelah terjadinya peperangan antara ikan Sura dan Buaya (Baya).<br /><br />Supaya tidak menimbulkan kesimpang-siuran dalam masyarakat maka Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya, dijabat oleh Bapak Soeparno, mengeluarkan Surat Keputusan No. 64/WK/75 tentang penetapan hari jadi kota Surabaya. Surat Keputusan tersebut menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai tanggal hari jadi kota Surabaya. Tanggal tersebut ditetapkan atas kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk oleh pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata "sura ing bhaya" yang berarti "keberanian menghadapi bahaya" diambil dari babak dikalahkannya pasukan Mongol oleh pasukan Jawa pimpinan Raden Wijaya pada tanggal 31 Mei 1293.<br /><br />Tentang simbol kota Surabaya yang berupa ikan sura dan buaya terdapat banyak sekali cerita. Salah satu yang terkenal tentang pertarungan ikan sura dan buaya diceritakan oleh LCR. Breeman, seorang pimpinan Nutspaarbank di Surabaya pada tahun 1918.<br /><br />Masih banyak cerita lain tentang makna dan semangat Surabaya. Semuanya mengilhami pembuatan lambang-lambang Kota Surabaya. Lambang Kota Surabaya yang berlaku sampai saat ini ditetapkan oleh DPRS Kota Besar Surabaya dengan Putusan no. 34/DPRDS tanggal 19 Juni 1955, diperkuat dengan Keputusan Presiden R.I. No. 193 tahun 1956 tanggal 14 Desember 1956 yang isinya :<br /><br /> 1. Lambang berbentuk perisai segi enam yang distilir (gesty leerd), yang maksudnya melindungi Kota Besar Surabaya.<br /> 2. Lukisan Tugu Pahlawan melambangkan kepahlawanan putera-puteri Surabaya dalam mempertahankan Kemerdekaan melawan kaum penjajah.<br /> 3. Lukisan ikan Sura dan Baya yang berarti Sura Ing Baya melambangkan sifat keberanian putera-puteri Surabaya yang tidak gentar menghadapi sesuatu bahaya.<br /> 4. Warna-warna biru, hitam, perak (putih) dan emas (kuning) dibuat sejernih dan secermelang mungkin, agar dengan demikian dihasilkan suatu lambang yang memuaskan.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9v-ScPnFhVdMVAj6kx8gZLCNuBHDBSbbneV-DgY3IQ52LMAkUsaQbTFTg2ApubbDyEP3mBs9IRqzHQt15vnjaZQXio2EM_E4Wy9-q9w7ZQRNGhW2XJc-pCbAoKuaIO8BS2fx-wf8E_wf0/s1600-h/logo-sby.gif"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9v-ScPnFhVdMVAj6kx8gZLCNuBHDBSbbneV-DgY3IQ52LMAkUsaQbTFTg2ApubbDyEP3mBs9IRqzHQt15vnjaZQXio2EM_E4Wy9-q9w7ZQRNGhW2XJc-pCbAoKuaIO8BS2fx-wf8E_wf0/s200/logo-sby.gif" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224933120357372210" /></a><br /><br />Sumber :<br /><br /> * Handinoto, Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940, Andi, Yogyakarta, 1996<br /> * Website lamaAkuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-4750726772346540492008-07-15T23:38:00.000-07:002008-07-16T00:04:20.972-07:00mempersingkat nama domain kamuok dech<br />sekarang nih waktunya kasih tutorial lagi,bagaimana carannya mempersingkat nama domain kamu,entah itu kalian pakai blogspot,wordpress,multiply.<br /><br />1. co.cc nama blog kita akan menjadi http://nama.co.cc<br />contoh : namamu.blogspot.com menjadi namamu.co.cc<br />2. .tk nama blog kita akan menjadi http://nama.tk<br />contoh : namamu.blogspot.com menjadi namamu.tk<br /><br />pendek banget kan?oke saya kasih contoh yang memakai .co.cc<br />klik <b><a href="http://www.co.cc/?id=140833" target="_blank"> disini </a></b>setelah itu masukan nama URL punya kamu di kolom kosong<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPe8Lnzp7KtBOrtuoUxk6k7w1NHoHEiFfnatzb-jiFyPctLi6ITI8Gj7LQlKfZ8dY1PmtaDxtGr2sYo7HnAem4rc6SnV6oII0SWVp4eqP8AoCbK3kJxaV4uecJPafs00gwvs9ihdY7rfaG/s1600-h/co.cc.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPe8Lnzp7KtBOrtuoUxk6k7w1NHoHEiFfnatzb-jiFyPctLi6ITI8Gj7LQlKfZ8dY1PmtaDxtGr2sYo7HnAem4rc6SnV6oII0SWVp4eqP8AoCbK3kJxaV4uecJPafs00gwvs9ihdY7rfaG/s400/co.cc.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5223499239802801794" /></a><br /><br />selanjutnya klik check availablelity untuk mengecek apakah nama domain yg kamu pakai tidak ada yg memakai.nah setelah mengetahui bahwa blog kamu tidak ada yg memakai langsung aja klik <u>Continue to Registration </u>lalu <u>submit</u>.baru setelah itu kamu isi form pendaftaran,Jika berhasil maka akan muncul halaman baru lagi, lalu klik tombol <u>Set up Domain</u>, trus muncul lagi halaman baru dan klik pada tombol Please <u>Set up</u>,Kemudian isikan alamat blog kamu, misalnya http://punyabagus.blogspot.com pada kotak Target URL dan isikan title dari blog kamu pada kotak Title,Jika kamu pingin nama asli blog kamu tidak kelihatan di addressbar maka klik pada link <u>URL Hiding</u>,Jika sudah lalu klik tombol Setup Domain,Web/blog kamu akan diperiksa dulu oleh tim dari co.cc. masa tunggunya paling lama 24 jam, jika sudah di approve atau disetujui maka kamu akan langsung bisa memakai nama domain kamu yang baru. Oh ya, domain yang lama masih tetep bisa di akses.<br />Trus, catatan lagi nih, disini tidak menerima website yang mengandung unsur pornografi, spam, dan sesuatu yang ilegal.<br />selamat belajar...!!!Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-12513119499591681192008-06-29T00:07:00.000-07:002008-06-29T17:53:12.218-07:00Pancasila<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.geocities.com/nlinan/ClipArt/garuda_pancasila.gif"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src="http://www.geocities.com/nlinan/ClipArt/garuda_pancasila.gif" border="0" alt="" /></a>saya heran sekali dengan orang² sekarang,ngakunya orang indonesia,tapi di tanya sila ke satu sampai lima pancasila dia tidak tahu,apalagi lagunya,maka dari itu saya pribadi prihatin dengan keadaan masyarakat kita saat ini.<br /><br />pancasila<br />1.ketuhanan yang maha esa<br />2.kemanusiaan yang adil dan beradab<br />3.persatuan indonesia<br />4.kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan<br />5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia<br /><br />dan ada juga lirik lagunya pancasila yang berjudul garuda pancasila<br /><br />garuda pancasila<br /><br />garuda pancasila<br />akulah pendukungmu<br />patriot proklamasi<br />sedia berkorban untukmu<br />pancasila dasar negara<br />rakyat adil makmur sentosa<br />pribadi bangsaku<br />ayo maju...maju...<br />ayo maju...maju...<br />ayo maju...maju...<br /><br />semoga postinganku kali ini bermanfaat buat kita semua,khususnya masyarakat indonesia saat ini,jangan hanya lagunya dewa atau peterpan aja yang di hapalin.Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-52757978018650088612008-06-28T23:54:00.000-07:002008-07-01T02:31:03.367-07:00surabaya oh surabaya,....<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://sibermedik.files.wordpress.com/2007/10/windowslivewritersurabaya.iminluv-712esurabaya14.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src="http://sibermedik.files.wordpress.com/2007/10/windowslivewritersurabaya.iminluv-712esurabaya14.jpg" border="0" alt="" /></a>hemmm,..lagu ini susah juga di cari di google,dan bahkan banyak yang gak tau,maka dari itu aku potingkan lagu ini buat kalian dan yang suka menjaga tradisi dan budaya kota surabaya.<br /><br /><br /><br />surabaya oh surabaya<br /><br />surabaya,surabaya oh surabaya<br />kota kenangan kota kenangan takkan terlupa<br />di sanalah di sanalah di surabaya<br />kita bersama kita bersama saling berjumpa<br /><br />reff :<br /><br />ku teringat...masa yang...telah lalu...<br />sribu insan...sribu hati...berpadu satu...<br />surabaya...di tahun empat lima(45)...<br />kami berjuang...kami berjuang...bertaruh nyawa...<br /><br />semoga kebudayaan kita di surabaya tetap terjaga dengan baik tanpa ada yg hilang sedikitpunAkuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-24409217863257431082008-06-23T18:35:00.000-07:002008-07-01T02:41:31.897-07:00Kumpulan lagu² jawa<u><big>Rek ayo rek..</big></u><br /><br />Rek ayo rek mlaku mlaku nang tunjungan <br />Rek ayo rek rame rame bebarengan<br />cak ayo cak sopo gelem melu aku<br />cak ayo cak dolek kenalan cah ayu<br /><br />reff:<br /><br />ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto<br />masio mung senggal senggol ati lego<br />sopo ngerti nasib awak lagi mujur<br />kenal anak e sing dodol rujak cingur<br />jok dipikir angger podo gelem mlaku<br />jok dipikir angger podho gak duwe sangu<br />mangan tahu jok di campur nganggo timun<br />malam minggu jok podho di gawe nglamun<br /><br />back to reff:<br /><br />hehehehehe..<br />ok sekarang saya jelasin arti dari lagu itu sendiri ke dalam bahasa indonesianya,"rek ayo rek" itu artinya sama dengan kata mengajak teman2 kita,bisa laki bisa perempuan,"mlaku mlaku nang tunjungan"sama artinya dengan jalan jalan ke <u>tunjungan</u>(nama jalan di kota surabaya jalan tunjungan),"rame rame bebarengan" dalam arti jalan2 beramai ramai bareng bareng(berkelompok)"cak ayo cak sopo gelem melu aku"yg artinya mengajak teman dengan bahasa yg sopan(cak)untuk mengajak jalan jalan"dolek kenalan cah ayu"mencari kenalan cewek cantik.<br /><br />"ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto"dalam arti keliling yah ke utara ke selatan sambil cuci mata"masio mung senggal senggol ati lego"meskipun cuma senggal senggol yg penting hati tuh merasa puas(puas dalam arti bahagia)"sopo ngerti nasib awak lagi mujur"siapa tau nasib kita lagi mujur"kenal anak e sing dodol rujak cingur"kenal sama anaknya orang yg jualan rujak cingur.<br /><br />"jok dipikir angger podho gelem mlaku"artinya jangan pernah dipikirkan hanya cuma mau jalan,"jok dipikir angger podho gak duwe sangu"artinya nggak usah dipikirin kita gak punya uang "mangan tahu jok di campur nganggo timun"yg artinya makan tahu itu jangan di campur sama ketimun,"malam minggu jok podho digawe ngelamun"artinya malam minggu jangan cuma di buat melamun.<br />hemmmm,..mungkin kurang lengkap atau kurang bumbu,ntar saya lengkapi lagi kalo memang ada yg kurang.<br /><br /><u><big>Semanggi suroboyo</big></u><br /><br />semanggi suroboyo<br />lontong balap wonokromo<br />di makan enak sekali<br />sayur semanggi krupuk puli bung beli<br /><br />semanggi Suroboyo<br />lontong balap Wonokromo<br />dijual serta didukung<br />masuk kampung, keluar kampung<br />mari bung coba beli<br />........<br />harganya murah sekali<br />sepincuk hanya setali<br />sungguh memuaskan hati,<br />sayur smanggi<br />kangkung turi...<br />bung beli...<br /><br />sedap benar bumbunya <br />dan enak rasanya<br />sayur smanggi<br />kangkung turi...<br />bung beli...<br /><br /><b>lirik lagu lainnya.</b><br /><br /><u><big>Suwe ora jamu</big></u><br /><br />Suwe ora jamu<br />Jamu godhong tela<br />Suwe ora ketemu<br />Ketemu pisan gawe gela<br />Suwe ora jamu<br />Jamu godhong tela<br />Suwe ora ketemu<br />Ketemu pisan gawe gela<br /><br /><br /><u><big>gundul pacul</big></u><br /><br /><br />Gundul gundul pacul cul gelelengan<br />Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan<br /><br />Wakul ngglimpang segane dadi dak ratan<br />Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan<br /><br />Pencipta / Pengarang Lagu dan Lirik : R.C. Hardjosubroto<br /><br /><br /><u><big>Gambang suling</big></u><br /><br />Gambang suling ngumandang swarane<br />Tulat tulit kepenak unine<br />Unine mung nrenyuh ake<br />Barengan lan kentrung ketipung suling<br />Sigrak kendangane<br /><br />Karangan / Ciptaan : Ki Narto Sabdo<br /><br /><u><big>lir ilir</big></u><br /><br />Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir<br />Tak ijo royo royo<br />Tak sengguh panganten anyar<br />Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi<br />Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira<br />Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir<br />Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore<br />Mumpung padang rembulane<br />Mumpung jembar kalangane<br />Sun surak`a surak hiyo(horeeeeeee...!!)<br /><br />sebenarnya sih masih banyak lagi yg mau di postingin,tapi untuk sementara ini aja dech dulu yang di postingin...Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-17177887437957891282008-06-22T16:30:00.000-07:002008-06-22T16:31:58.165-07:00Cinta adalah kesunyian..Bertahun-tahun kemudian, berpuluh tahun kemudian, seorang pengembara tua berjumpa dengan seorang gadis belia.<br />Di senja yang gerimis itu angin berembus perlahan. Genangan air bekas hujan terserak basah. Ada bangku tembok di bawah rerimbunan pohon bunga bougenville, mereka duduk berdampingan. Daun-daun bougenville bergetar perlahan disentuh angin senja, bergoyang lembut, seakan-akan sedang menari.<br />”Ceritakanlah padaku tentang cinta.”<br />”Cinta?”<br />”Ya. Ceritakanlah padaku tentang kesetiaan.”<br />”Kesetiaan?”<br />”Ya. Ceritakanlah padaku tentang sebuah kenangan.”<br />Dan pengembara tua itu pun mulai bercerita…<br /><br />* * *<br />Pada suatu malam yang sepi, di suatu masa, seorang petualang terjerembab di sebuah gedung kayu yang sunyi, seperti seekor kelelawar yang patah sayapnya. Hanya ada bekas-bekas kehidupan di situ. Di luar, suara binatang malam sesekali terdengar bagaikan sebuah simfoni. Ia terbaring sendirian. Letih, usai bertahun-tahun bertarung melawan dirinya sendiri. Bajunya tampak lusuh, begitu pun dengan celana jins-nya. Tampaknya sudah lama tak tersentuh air.<br />Asap rokok melayang-layang dari sela-sela jemarinya yang kurus. Lirih terdengar sebuah lagu di kejauhan. Where do I begin to tell the story of how great the love can be… Suara Nana Mouskouri yang sendu.<br />Setiap kali lelaki itu merokok, ia terkenang pada sebuah dongeng masa kecil. Kisah seorang gadis kecil penjual korek api. Tak seorang pun rela membeli korek apinya di malam Natal yang sendiri itu. Larut malam dalam lapar dan dingin ia nyalakan korek apinya satu per satu demi sedikit kehangatan.<br />Setiap kali ia menyalakan sebatang korek api, dialaminya mimpi yang indah: tentang ibunya tercinta yang telah lama pergi, tentang boneka–boneka kecil yang bisa bernyanyi, tentang peri-peri kecil yang lucu, tentang pohon Natal yang terang benderang… Setelah korek api terakhir habis disulut, ia pun mati kedinginan. Meringkuk beku. Sendirian. Petualang itu menikmati mimpi yang sama lewat asap rokoknya. Bermimpi adalah keasyikan hidupnya, sejak bertahun-tahun silam.<br />Petualang itu kini sedang hanyut menikmati lamunannya… Malam makin kelam. Di langit, rembulan tertutup awan. Nyanyian burung malam bergema di kejauhan.<br />Petualang yang sendiri itu memandang bara berasap di ujung sigaretnya. Tiba-tiba seraut wajah dari masa silam menyusup dalam bayang-bayang baur. Seraut wajah ayu yang pernah begitu lekat dalam hidupnya.<br />”Apa yang kau cari? Tak lelahkah kau bertualang?”<br />Sepasang mata bening menatap penuh kasih. Ada kehangatan di sana.<br />”Hai, kaukah itu? Bianglala Biru-ku? Bidadari kecilku?”<br />Secercah cahaya terbit sekejap dalam sepasang bola cokelat yang tadi redup.<br />”Tahukah kau, bertahun-tahun aku menantikan saat seperti ini. Pertemuan berdua saja denganmu. Dan kita bisa bercakap-cakap dari hati ke hati. Tentang kau. Tentang aku. Tentang kita. Tentang masa lalu. Aku tak terlalu serakah untuk mengajakmu berbicara tentang masa depan. Masa depanmu adalah milikmu. Mencintai dan memiliki adalah dua hal yang berbeda, dari akar yang berbeda pula. Kalau aku tak boleh mendapatkan keduanya, biarlah aku memilih yang pertama…”<br />Bibir indah itu tersenyum lembut. Jemarinya yang halus membelai wajah lelah itu perlahan-lahan. Dia telah menjadi seorang lelaki sekarang.<br />”Berhentilah bermimpi. Kau tahu, hidup tak akan surut ke belakang. Ia terus mengalir mengarungi kemungkinan-kemungkinan.”<br />Suara burung malam terdengar menyayat hati.<br />”Ah… tahukah kau, bertahun-tahun aku masih menyimpan gambarmu, gambar kita. Tak seorang pun kubiarkan menyentuhnya.”<br />Seekor tikus menyelinap cepat-cepat ke sebuah sudut.<br />”Aku tak akan pernah lupa saat pertama kita jumpa. Aku duduk di bangku kayu, kau duduk di bangku sebelahku. Mata kita bersitatap. Aku takjub dan kau tersenyum. Ada ibu guru di depan kita.”<br />”Itu sudah tujuh belas tahun berlalu. Waktu itu membaca aksara saja kita belum lancar, apalagi membaca hidup.”<br />”Masih ingatkah kau saat kita menunggu hujan di depan gerbang sekolah? Percakapan mata, gerimis yang tak mau reda, hanya ada kita berdua. Menunggu ibu masing-masing membawa kita pulang.”<br />Bibir indah itu tersenyum lagi.<br />”Tapi kenyataan membuat kita terpisah. Mereka membawaku jauh ke Timur. Dan aku hanya menjumpaimu dalam mimpi-mimpi malam, bertahun-tahun yang melelahkan. Suatu hari aku datang kembali ke kotamu dengan sekujur tubuh terluka. Sampai tiba malam itu. Kau datang padaku dalam selubung putih bertudung renda. Wajahmu begitu indah. Kita hanya berpandangan tanpa kata. Kucoba merenangi bola matamu, tapi tak ada jawab di sana. Tiba-tiba kau lenyap. Hilang. Aku terjaga di malam buta dengan dada sesak dan sekujur tubuh berpeluh. Esoknya seorang kawan memberi kabar tentang hari pastimu. Aku terlambat, kau tak lagi sendiri…”<br />Sepasang mata memandang sayu. Ada bening kaca di situ.<br />”Maafkan aku. Hidup tak pernah bisa direncanakan. Hidup sering kali begitu tiba-tiba. Lama tak kudengar kabarmu, lenyap bagai ditelan bumi…”<br />Asap rokok itu masih menari-nari.<br />”Tak perlu menyesali yang telah terjadi. Hidup bukan untuk dikalkulasi. Hidup ini buat dijalani… Ah, cepat sekali waktu berlalu, dan hidup terus mengalir seperti sungai tanpa kita tahu di mana akan bermuara. Terkadang sungai itu begitu luas dan tenang seperti Amazon. Tapi ada kalanya berliku-liku bagai sebuah meander. Tanpa kita sadari yang tertinggal hanyalah sedimen di dasar sungai. Atau malah tak menyisakan apa-apa. Bahkan sekedar kenangan pun. Kita memang tak mungkin mendapatkan semua yang kita inginkan dari kehidupan, bukan? Jadi, jika kita tak memiliki apa yang kita sukai, apa salahnya menyukai apa yang kita miliki?”<br />Nyanyian burung malam memecah kesunyian.<br />”Sejak itu, bertahun-tahun kucoba mengarungi kemungkinan-kemungkinan. Aku bertualang ke pulau-pulau sepi, bermain-main dengan mawar berduri. Beberapa kupetik dan coba kubawa pulang. Tapi pada akhirnya aku selalu gagal. Aku terlalu naif untuk sebuah dunia yang penuh kebohongan. Hanya kau yang membuatku damai. Kini aku sendirian. Sebatang ilalang liar di tengah padang gersang…”<br />Sepasang mata bening di raut ayu itu meneteskan butir-butir kristal.<br />”Berhentilah bermimpi. Berhentilah bertualang. Cobalah hidupi hidup seperti mereka yang lain…”<br />Petualang itu hanya tertawa. Bukan tawa bahagia, tapi tawa menahan luka. Dengan suara parau ia mengeja sebait sajak seorang penyair jalang: hidup hanya menunda kekalahan, tambah terasing dari cinta sekolah rendah, dan tahu ada yang tetap tak diucapkan, sebelum pada akhirnya kita menyerah… Sigaret di tangannya berhenti berasap. Perlahan-lahan bayang-bayang memudar. Lenyap bersama angin malam.<br /><br />* * *<br />Senja telah lama merapuh, berganti dingin malam. Di puncak pepohonan, rembulan hampir purnama. Sisa hujan telah lama berhenti menitik.<br />Di bawah rerimbunan bunga bougenville, pengembara tua berhenti bercerita. Matanya menyimpan sebuah rahasia. Dengan hati-hati diambilnya sebuah biola yang sedari tadi tergeletak di sampingnya. Ia mulai memainkan sebuah komposisi. Sebuah sonata yang sedih, mengalun, mengiris, menggoda kesunyian malam.<br />”Sudah selesai ceritanya, Kek?” tanya gadis belia yang tekun mendengarkan kisahnya sejak tadi.<br />Pengembara tua itu tak menjawab. Kilau matanya seakan-akan menyimpan sebuah rahasia. Ia terhanyut dalam sebuah sonata yang sedih. Mengalun, mengiris, menggoda kesunyian malam…<br /><br />-Cerpen Anton Kurnia-Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-31907249714044312222008-06-21T09:40:00.000-07:002008-06-21T09:42:28.909-07:00Chairil Anwar: Poet of a Generation<a href="http://s285.photobucket.com/albums/ll48/punyabagus/?action=view¤t=literature_chairil200.jpg" target="_blank"><img src="http://i285.photobucket.com/albums/ll48/punyabagus/literature_chairil200.jpg" border="0" alt="Photobucket"></a><br />Chairil Anwar: every Indonesian schoolchild knows his name. For this poet was one of the famed figures of the “1945 Generation,” that group of luminaries who brought heat and light to Indonesian literature in the formative years of the new nation.<br /><br />Through his poetry, Chairil Anwar succeeded in infusing Indonesian verse with a new spirit and bringing a new enthusiasm to Indonesia’s cultural arena. He also provided friends and acquaintances with never-ending tales to tell of his personal eccentricities, including his hobby of stealing books from the shops, his tendency to plagiarize from foreign poets, his many lovers, his numerous ailments, and his bohemian lifestyle. <br /><br />Born on July 22, 1922 in Medan, North Sumara, Chairil attended the Hollands Inlandsche School (HIS), a Dutch elementary school for “natives.” He then continued his education at the Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, a Dutch junior high school, but he dropped out before graduating. At the age of nineteen, after the divorce of his parents, Chairil moved with his mother to Jakarta where he came in contact with the literary world. Despite his unfinished education, Chairil had an active command of English, Dutch and German, and he filled his hours by reading an international selection of authors, including Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff and Edgar du Perron. These writers became his references, directly influencing his own poetry and later helping him shift the gaze of Indonesian literature to fall upon Europe. This westward turn was one of the major differences between Chairil’s “1945 Generation” peers and the previous cohort of Indonesian writers, the “New Authors Generation” of the 1930s, who were more oriented toward traditional verse forms. Chairil’s poetry was not only topically fresh, it struggled with individual and existential issues, in contrast to the writers of the “New Authors Generation” who were more concerned with giving voice to nationalist enthusiasm. <br /><br />Chairil began to gain recognition as a poet with the publication of “Nisan” (“Gravestone”) in 1942. At that time, he was only twenty years old. He had apparently been shocked by the death of his grandmother, which awakened him to the fact that death could at any moment tear one away from life. Most of the poems he wrote after this point referred, at least implicitly, to this awareness of death. All of his poems—the originals, the adaptations and those suspected of being plagiarisms—have been collected in three books: Deru Campur Debu (“Roar Mixed with Dust,” 1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (“Sharp Pebbles The Seized and the Severed,” 1949); and Tiga Menguak Takdir (“Three Tear Open Fate,” 1950, a collection of poems with Asrul Sani and Rivai Apin).<br /><br />Chairil’s poetic vitality was never in balance with his physical condition, which grew weaker as a result of his chaotic lifestyle. Before he could turn twenty-seven, he had already contracted a number of illnesses. In the last days of his life, he wrote a poem that read thus:<br /><br /> The Seized and the Severed<br /><br /> the darkness and passing wind overtake me<br /> and the room where the one I long for shivers<br /> with night’s penetration; trees stand like dead memorials<br /><br /> but in Karet, yes, Karet Cemetery – my future locale – there, the wind howls, too<br /><br /> I put my room in order, and myself as well, in the chance that you might come<br /> and I may once again unleash a new story for you;<br /> but now it’s only my hands that move, emptily<br /><br /> my body is still and alone, as frozen stories and events pass by<br /><br /> On April 28, 1949, Chairil Anwar passed away at the CBZ Hospital (now R.S. Ciptomangunkusomo) in Jakarta. And indeed, he was buried at Karet Cemetery the next day. In memory of the words he left behind, April 28th is now celebrated as Literature Day in Indonesia.<br /><br /> POEMS OF CHAIRIL ANWAR <br /><br /> My Friend And I<br /> For L.K. Bohang <br /> <br /><br /> We share the same path, late at night<br /> with the fog, penetrating <br /> and the rain, drenching our bodies.<br /><br /> Ships freeze in the harbor.<br /><br /> My blood curdles. My mind congeals.<br /><br /> Who is it that speaks?<br /> My friend is but a skeleton<br /> scourged of his strength.<br /><br /> He asks the time!<br /><br /> It is so late.<br /> All meaning has sunk and drowned<br /> and motion has no purpose.<br /><br /> (1943)<br /><br /> No, Woman!<br /><br /> No, woman! What lives in me<br /> still easily evades your fevered and dark embrace,<br /> intent on finding the greenness of another sea,<br /> to be again on the ship where we first met,<br /> surrendering the rudder to the wind,<br /> our eyes fixed on waiting stars.<br /> Something flapping its wings, again conveys<br /> Tai Po and the secret of the Ambonese Sea.<br /> Such is woman! A single vague line<br /> is all I can write<br /> in my flight towards her enigmatic smile.<br /><br /> (1945)<br /> <br /><br /> Announcement <br /><br /> To dictate is not my intent,<br /> Fate is separate loneliness-es.<br /> I choose you from among the rest, but<br /> in a moment we are snared by loneliness once more.<br /> There was a time I truly wanted you,<br /> to be as children in crowning darkness,<br /> and we kissed and fondled, not tiring.<br /> I did not want to ever let you go.<br /> Do not unite your life with mine,<br /> for I cannot be with anyone for very long<br /> I write now on a ship, in some nameless sea.<br /><br /> (1946)<br /> <br /><br /> Pines in the Distance<br /><br /> Pines scatter in the distance,<br /> as day becomes night, <br /> branches slap weakly at the window, <br /> pushed by a sultry wind.<br /><br /> I’m now a person who can survive,<br /> so long ago I left childhood behind, <br /> though once there was something, <br /> that now counts for nothing at all.<br /><br /> Life is but postponement of defeat,<br /> a growing estrangement from youth’s unfettered love<br /> a knowing there’s always something left unsaid,<br /> before we finally acquiesce.<br /><br /> (1949)<br /><br />Tinuk Yampolsky is Managing Editor of the Lontar Foundation, a non-profit organization devoted to<br />translating and promoting Indonesian literature overseas. All the poems of Chairil Anwar reprinted here were<br />translated by John H. McGlynn. All of them, with the exception of “The Seized and the Severed,” were first<br />published in similar version in Menagerie I by the Lontar Foundation in 1992.<br /><br /><br />by Tinuk YampolskyAkuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-41434541773501798352008-06-19T21:42:00.000-07:002008-06-19T21:46:34.665-07:00Kisah pohon apel<b>Kisah Pohon Apel</b><br /><br /><br />Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.? Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu.? Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.?<br /><br />Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.<br /><br /><br />"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.<br />"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.<br />"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."<br /><br />Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."<br /><br />Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.<br /><br />Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.<br /><br />"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.<br />"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.<br />"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"<br />"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.<br /><br />Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.<br /><br />Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.<br /><br />"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.<br />"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"<br />"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."<br /><br />Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.<br /><br />Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.<br /><br />"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."<br />"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.<br />"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.<br />"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.<br />"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.<br />"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.<br />"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."<br />"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."<br /><br />Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya. Ini adalah cerita tentang kita semua.<br /><br />NB : Pohon apel itu adalah gambaran kedua orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.<br /><br />Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.?<br />?Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-87625267069076168542008-06-18T19:27:00.000-07:002008-06-19T01:31:26.196-07:00asal-usul kata jayus<big><b>asal usul kata jayus</b></big><br /><br />jayus...???<br />apaan sih artinya...???<br />kalo gak tau mending gak usah di pakai deh<br />masalahnya kalo sampai kalian dah tau apa itu jayuz<br />pasti deh kalian gak akan memakai kata2 itu lagi..<br /><br /><big>JAYUS part I</big><br /><br />Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.<br />Langsung ke: navigasi, cari<br /><br />Jayus adalah sebuah istilah slang dalam bahasa Indonesia digunakan untuk mengomentari lontaran yang dianggap tidak lucu. Kata ini mulai populer pada pertengahan 1990-an di sekolah-sekolah menengah swasta Jakarta. Umumnya dipercayai bahwa kata ini berasal dari nama seorang murid Kolese Gonzaga tempat istilah ini bermula, yaitu dari seorang bernama Jayusman yang terkenal dengan komentar-komentarnya yang dianggap aneh dan tidak lucu.<br /><br />Berikut contoh penggunaan istilah Jayus: Jayus banget sih loe! "idih... jayus tahu..."<br /><br />penasaran kan, gimana sih dunia jayus itu...<br /><br />apa? nggak penasaran?<br /><br /><big>JAYUS part II</big><br /><br />From: Nelvi Deswati<br />Subject: FW: Hati hati dalam berucap, APA SESUNGGUHNYA ARTI DARI "JAYUS" ?]<br /><br /><br />FYI- Ternyata kata-kata "JAYUS" yang selama ini sering diucapkan, artinya<br />"ORANG YANG MENCURI KAIN KAFAN DALAM KUBUR"<br /><br />____________________________________________________<br /><br />Assalamu'alaykum wr wb.<br /><br /><br />Soal penggunaan istilah "jayus" yg kmrn sempet ramai dibicarakan oleh<br />beberapa rekan disni -yg tak lain mau tak mau dapat dikatakan hanya sebagai<br />korban tren pergaulan-, saya kutip dari hadits Rosululloh SAW berikut ini :<br /><br />Rosululloh saw bersabda :<br />"Ada 10 golongan dari umatku tidak masuk surga, kecuali mereka bertaubat.<br />Mereka itu adalah : Qala', JAYUS, Qattat, Dabub, Dayus, Shahibul Artabah,<br />Shahibul Khubah, 'Uthull, Zaniem dan Al 'Aq Liwalidaihi. Lalu para sahabat<br />bertanya apa arti yang 10 tersebut.<br /><br />Rosululloh menjawab :<br />1. Qala', yaitu orang penjilat yang keluar-masuk rumah penguasa (pejabat<br />pemerintah).<br />2. JAYUS, ialah orang yang mencuri kain kafan dalam kubur.<br />3. Qattat, yaitu orang yang suka mengadu domba.<br />4. Dabub, yaitu orang yng mengelola perempuan-perempuan untuk pelacuran. 5.<br />Dayus, yaitu orang yang tidak cemburu terhadap istrinya.<br />6. Shahibul Arthabah, yaitu orang yang kerjanya memukul gendang.<br />7. Shahibul Khubah, yaitu orang yang kerjanya memukul genderang.<br />8. 'Uthul, ialah orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. 9.<br />Zaniem, adalah anak zina dan suka nongkrong dipinggir jalan dan menggunjing<br />orang yang lewat.<br />10. Al 'Aq Liwalidaihi, semua kita sudah memakluminya, yaitu orang yang<br />melawan kepada kedua ibu dan bapaknya."<br /><br />Nah, gmn? Hari gini masih jadi korban buta pergaulan? Jangan pernah ngaku<br />gaul kalo cuman ikut-ikutan.<br />Ntar kecele sama kata-kata yang ngerti ga artinya, baru tau rasa.<br />Keciaaann...deh lo!<br /><br />Yuk ah yuk...sebarin arti kata Jayus ini dimulai dari orang-orang terdekat<br />kita. Apa tega melihat mereka saling mengejek dengan pengertian orang yang<br />mencuri kain kafan dalam kubur?<br /><br />Gaul? Oke. Funky? Boleh. Smarty? So pasti!!<br /><br />Sumber : Ucapan Bijak Orang-orang Besar di Dunia (Mahyuddin<br />Ibrahim)<br /><br />nah udah tau kan...<br />masih mau pakai kata jayus...???<br />hehehehehe...Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-71271107774287775132008-06-18T18:22:00.000-07:002008-06-18T19:52:55.142-07:00Google kembali hadang situs Depkeu..<a href="http://s285.photobucket.com/albums/ll48/punyabagus/?action=view¤t=depkeu-google285.jpg" target="_blank"><img src="http://i285.photobucket.com/albums/ll48/punyabagus/depkeu-google285.jpg" border="0" alt="Photobucket"></a><br /><br />Jakarta - Google kembali menghalang-halangi akses situs departemen keuangan dari mesin pencarinya. Situs yang beralamat di www.depkeu.go.id ini lagi-lagi dicurigai disusupi program jahat.<br /><br />Padahal tak beberapa lama berselang, hubungan keduanya sudah dilaporkan 'rujuk' yang ditandai dengan pencabutan tanda peringatan dari Google.<br /><br />Namun ketika detikINET melakukan pengamatan pada Senin (16/6/2008), tanda peringatan dari Google tersebut kembali muncul ketika pengguna internet mencoba mencari situs Depkeu dari Google.<br /><br />Menurut analisa 'Safe Browsing' Google, dari 118 halaman yang diuji pada server depkeu.go.id selama 90 hari terakhir terdapat dua halaman yang mengandung program jahat yang bisa menginfeksi komputer pengunjung secara diam-diam. Google melakukan pengujian tersebut pada 16 Juni 2008.<br /><br />Dan sama seperti kejadian sebelumnya, program jahat tersebut diduga berasal dari situs China, yaitu killpp.cn, 07n9.cn dan heihei117.cn. Selain itu Google juga mendeteksi adanya domain qiqicc.cn yang berfungsi sebagai perantara penyebaran.<br /><br />Ardhi Suryadhi - detikinetAkuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-19087983103013429002008-06-17T17:18:00.000-07:002008-06-17T17:34:51.718-07:00Rasa sayange di klaim sebagai milik SINGAPURA,..jawapos [ Rabu, 18 Juni 2008 ]<br /><br /><span style="font-weight:bold;">SD Singapura pun Klaim Rasa Sayange</span><br />Mainkan Angklung-Kulintang di SD YPPI-1<br /><br />SURABAYA - Acara lawatan budaya Yishun Primary School Singapore (YPSS) ke SD YPPI-1 Surabaya kemarin (17/6) penuh keakraban. Siswa kedua sekolah berbaur dalam aneka permainan anak-anak. Mereka juga bermain musik bareng dengan mengolaborasikan alunan suara anglung dan kulintang.<br /><br />Rombongan YPSS terdiri atas 51 siswa dan 9 guru dipimpin kepala sekolah Chan Kwai Foong. Selain berkunjung ke SD YPPI-1, mereka juga memenuhi undangan untuk tampil dalam pembukaan Surabaya Full Music 2008 di Taman Budaya Jawa Timur, malam nanti.<br /><br />Permainan angklung dan kulintang siswa-siswi kelas VI YPSS itu membuat kawan-kawannya di SD YPPI-1 terperangah. Sebab, anak-anak dari negara tetangga tersebut ternyata cukup piawai memainkan alat musik tradisional Indonesia itu.<br /><br />Grup musik YPSS adalah juara pertama Singapore Youth Festival 2008 untuk penampilan musik tradisional. Di sekolah itu, musik angklung, kulintang, dan gamelan menjadi kegiatan ekstrakurikuler.<br /><br />Menurut Kepala Sekolah YPSS Chan Kwai Foong, tiga musik tradisional Indonesia itu masuk kegiatan ekstra di sekolahnya karena untuk mengakomodasi keragaman etnis siswa-siswinya. ''Di sekolah kami banyak murid Melayu. Karena itu, kami perlu menyediakan kegiatan ekstra musik angklung, kulintang dan gamelan itu,'' ujarnya.<br /><br /><big><u>Yang mengangetkan, saat anak-anak Singapura itu tampil, seorang gurunya memberi pengantar bahwa lagu Rasa Sayange yang akan mereka mainkan adalah lagu Singapura. ''Rasa Sayange is a song from Singapore,'' ujar Kuek Ai Hsiang, guru tersebut.</u></big><br /><br />Mendengar klaim itu, beberapa guru SD YPPI-1 tersentak, tapi tak protes. Mereka tidak ingin merusak suasana akrab yang sudah terbangun. ''Lho, kok bisa-bisanya mereka mengklaim lagu Rasa Sayange miliknya,'' ujar seorang guru SD YPPI-1.<br /><br />Sebelum diklaim sekolah Singapura itu, lagu Rasa Sayange pernah diakui sebagai lagu milik Malaysia. Padahal, lagu tersebut merupakan lagu daerah masyarakat Maluku.<br /><br />Kunjungan siswa-siswi YPSS ke YPPI-1 juga dimaksudkan sebagai studi banding. Mereka ingin melihat secara langsung permainan tradisional dan budaya Indonesia. YPPI-1 dipilih karena sekolah ini memasukkan seni tradisional dalam kurikulum. Selain itu, murid-murid YPPI-1 bisa berbahasa Inggris sehingga dapat berkomunikasi aktif dengan siswa-siswi YPSS.<br /><br />Di samping main musik, siswa-siswi Yishun juga diajak bermain balapan congklak (bakiak), lomba makan kerupuk, dan main dakon.<br /><br />''Ini sangat menyenangkan. Pemandangan di sini juga sangat menarik,'' Syamera, salah seorang murid Yishun.<br /><br />Begitu tertariknya mereka dengan lomba congklak, pihak Yishun langsung memintanya sebagai oleh-oleh. (sha/ari)Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4867656123833771298.post-85383951191958111042008-06-14T17:03:00.000-07:002008-06-14T18:59:50.633-07:00Contoh salah satu acara TV gak bermutu...waktu itu aku gak sengaja liat acara di TV<br />maklum aku jarang nonton acara2 kaya gitu,<br />gak berguna sih,..mending aku liat berita dan informasi aja<br />hehehehehe...<br />ceritanya ada seorang cewek (inisial c),dia udah punya cowok(inisial D),eh matanya jelalatan waktu liat tuh cowok cakep banget(inisial A) dan ingin pacaran sama dia si A,.dengan mulut buaya si A sok jual mahal dengan si C,tapi si C gak nyerah juga,hingga akhirnya si A mau aja,lah kucing di kasih pindang,gratis lagi tanpa beli dan kejar2an sama si pemilik pindang,<br />hohohohohohohohoho.<br />akhir cerita si A mau aja pacaran sama si C,<br />tapi dengan syarat si C harus putusin si D,<br />padahal si D orangnya setia dan pengertian,<br />ya udah si D akhirnya diputus dan jadian sama si A,<br />eh lama2 si A bosen juga sama si C dan akhirnya si A selingkuh,<br />sampe di laporin ke acara playboy kabel di salah satu stasiun TV swasta,<br />hehehe pasti banyak yg tau deh,ketangkep deh belangnya si A,<br />tp yg aku permasalahkan si D.<br />dia jadi korban playgirl cap <big>LUBANG BUAYA</big>.<br />tuh siapa yg paling sakit hati,<br />si D atau si C..<br />jadi jgn salah menilai seorang cowok,<br />gak semua cowok itu seperti yg ada dalam acara playboy kabel.<br />akhir cerita si C nyesel putusin si D.<br />tapi si D udah gak mau balikan lagi karena udah tau tabiat si C.<br />kapok tuh si C.<br />pacaran aja milih2,<br />nyesel gak kamu...<br /><br />Download lagu :<br />Dewa 19 - kirana <big><b><a href="http://www.ziddu.com/download.php?uid=ZrGcm5iubbGdm5mtsqyZlJyiZLCWlZmn4" target="_blank">Download</a></b></big><br />Jikustik - puisi <big><b><a href="http://www.ziddu.com/download.php?uid=aKqhl5etZq6elOKnZqqhkZSrY6uelZmm6" target="_blank">Download</a></b></big>Akuhttp://www.blogger.com/profile/09232244896617638695noreply@blogger.com0