Perbedaan suka,sayang,dan cinta


Perbedaan antara suka,,sayang,,dan cinta !

Suka adalah saat kamu ingin memiliki seseorang. . .

Sayang adalah saat kamu ingin membahagiakan orang itu. . .

Dan cinta adalah saat kamu akan berkorban untuk orang itu . . .

Saat kamu bersedih dan menangis maka seseorang yg “menyukaimu” akan berkata ’sudahlah jgn menangis lg’

tp seseorang yg ‘menyayangi’ akan diam dan ikut menangis bersamamu . . .

Dan seseorang yg ‘mencintaimu’ akan membiarkanmu menangis dan menunggumu hingga tenang lalu berkata ‘mari kita selesaikan ini bersama’

saat seseorang yg menyukaimu berada disampingmu maka dia akan bertanya ‘bolehkah aku menciummu?’

tp seseorang yg menyayangimua maka dia akan berkata ‘biarkan aku memelukmu’

dan seseorang yg mencintaimu takkan berbicara..dia hanya akan selalu memegang erat tanganmu seakan dia takkan mau membiarkanmu terjatuh . . .

Saat kamu menyukai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan marah dan takkan mau lg berbicara dengannya..

Tp jika kamu menyayangi seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan menangis karenanya..

Dan jika kamu mencintai seseorang dan seseorang itu menyakitimu maka kamu akan tersenyum walau itu pahit dan berkata ‘dia hanya belum tahu apa yg dia lakukan’

suka hanyalah keegoisan diri sendiri…
Sayang adalah memberi dan menerima..
Dan cinta adalah rela berkorban…

Suka hanya akan berbuat jika itu menyenangkan..
Sayang berbuat karena ingin selalu ada untuknya..
Dan cinta berbuat karena tak ingin membuatnya terluka tak peduli bgaimana keadaan kita. . .

Dibalik kisah seorang ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa/ayah/abah?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.


Ketika kamu sudah beranjak remaja....


Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....

Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Papa tahu.....

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....

Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....

Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."


Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..







Chendy Octaviana Yudhi (COY)

Construction Engineer

Surface Facilities Engineering Division

Aku dan Dia

Seperti biasa,kopi,rokok dan segelas bir menemani kesendirianku sambil menunggu seseorang di tempat pertama kali kita mengenal aku,dan aku mengenal dia,ya,ditempat main bilyard,dimana musik yang dimainkan oleh seorang DJ menambah berisik suasana,.

"Dooorrrr,...!!!"dari belakang muncul sesosok gadis berambut lurus sebahu,cantik,dan juga periang,namanya nana,.
"Sudah lama nunggunya.??"tanya dia
"Baru 30 menit,masih kurang lama aku nunggunya,."jawab aku dengan bibir agak cemberut.
"duuh gitu ajah bibirnya pake di monyong²in,."sedikit dia menggoda tp bisa buat aku senyum,ya,senyum yang tak akan pernah hilang untuk dia,dan slalu ada untuknya.

Setelah habis topik kita ngobrol,kita nyoba main bilyard,walau aku sering kalah sama dia,tp dia tetap merasa asik bermain sama aku,.

"capek nih kalah terus."gumamku ke dia.
"Hallah baru saja sebentar."balas dia berbicara.

akhirnya kita sudahi main bilyard dimana posisi yg tidak pernah imbang,ya,aku kalah telak terus sama dia,..

"Jalan² yuk."ajakku.
"Kemana..??"dengan rasa penasaran dia menjawab.
"ketempat yg tenang,dimana banyak pepohonan dan suara kicauan burung."dengan singkat aku jawab,yang pasti kita menuju ke arah timur surabaya,yah di batu (malang),dimana kita biasanya menghabiskan waktu berdua hanya untuk melamun,.

Berangkatlah kita mengendarai sebuah motor,seperti biasa,kecepatan 80km/jam kita lalui tiap jalan setapak yang sepi,karena sudah larut malam,dingin,dia memelukku erat,seolah tidak ingin kehilangan,kadang menangis,tp ketika aku tanya kenapa dia menangis,dia hanya terdiam dengan jawaban seolah olah tidak akan terjadi suatu apapun kepadanya,.

Suara berisik jangkrik ditengah kesunyian,seolah olah menyanyikan lagu romantis buat kita berdua,bintang seolah menari,bulan pun menemani sang bintang yang sedang menyanyi,kerlip mereka seperti menatap kita penuh kebahagiaan,ya,yang ada cuma kebahagiaan di hari itu,berdua kita duduk menatap langit,kerlip lampu kota yg nampak diliat dari puncak,.

Benar² malam yang indah buatku,untuk dia,walaupun dalam hati dia ada sedikit perasaan yang mengganjal dan tidak ingin aku mengetahuinya,.

"Kenapa kamu memilihku,.?banyak cewek cantik di tempat bilyard yg bisa kmu ajak pacaran,cantik,baikk,untuk dijadikan seorang istri yang baik,"tanya dia kepadaku.
dan aku hanya menatap matanya,aku coba memeluknya dari samping,membelai rambut indahnya,.
"Aku tidak pernah memilih seseorang wanita yang cantik,aku hanya menginginkan wanita,dimana wanita itu sanggup mengisi hatiku,melengkapi apa yg kurang dalam diriku."jawab aku sambil terdiam,dan masih menatap kerlip lampu kota yg ada di puncak.
dia memelukku erat sambil menangis,dan aku tidak tau itu tangisan bahagia atau tangisan sedih karena dia punya masalah yg tidak harus diceritakan ke aku sekarang juga,dan dia hanya berkata,belum waktunya aku mengetahui semua yg ada dalam hati dia,tapi untuk cinta dia ke aku dia pasti menjawabnya,.

tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 03:15 subuh,.
"pulang yuk kekostku yang dimalang,aku ngantuk,."ajakku kepadanya.
"iyah,aku juga ngantuk,."jawabnya mengiyakan ajakanku.

bergegas kita beranjak dari taman dimana tempat kita berbicara mengungkapkan semua yang ada di hati.

lanjutan dari Ngopi yuk

W.S Rendra


Biografi W.S Rendra

Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir Solo, 7 November 1935) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok.

Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah. Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta.

Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, St. Yosef di kota Solo. Setamat SMA Rendra pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu ia pergi ke Yogyakarta dan masuk ke Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada. Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya , tidak berarti ia berhenti untuk belajar. Pada tahun 1954 ia memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika, ia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar tentang kesusastraan di Universitas Harvard atas undangan pemerintah setempat.

Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.

Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

“Kaki Palsu” adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.

Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India. Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995). Untuk kegiatan seninya Rendra telah menerima banyak penghargaan, antara lain Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954) Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956); Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970); Hadiah Akademi Jakarta (1975); Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976) ; Penghargaan Adam Malik (1989); The S.E.A. Write Award (1996) dan Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.

Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkimpoiannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.

Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang. Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti tak lama kemudian.

Karya Sajak/Puisi W.S. Rendra
Jangan Takut Ibu
Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
Empat Kumpulan Sajak
Rick dari Corona
Potret Pembangunan Dalam Puisi
Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta!
Nyanyian Angsa
Pesan Pencopet kepada Pacarnya
Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
Perjuangan Suku Naga
Blues untuk Bonnie
Pamphleten van een Dichter
State of Emergency
Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
Mencari Bapak
Rumpun Alang-alang
Surat Cinta
Sajak Rajawali
Sajak Seonggok Jagung

Wahyu Sulaeman Rendra (lahir sebagai Willibrordus Surendra Broto Rendra, lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – wafat di Jakarta, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

Masa Kecil
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.

Pendidikan
* TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
* SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.
* Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.
* mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).

W.S Rendra Sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.

Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.

"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.

Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995)

Bengkel Theater
Pada tahun 1961, sepulang dari Amerika Serikat, Rendra mendirikan grup teater di Yogyakarta. Akan tetapi, grup itu terhenti karena ia pergi lagi ke Amerika Serikat. Ketika kembali lagi ke Indonesia (1968), ia membentuk kembali grup teater yang bernama Bengkel Teater. Bengkel Teater ini sangat terkenal di Indonesia dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air. Sampai sekarang Bengkel Teater masih berdiri dan menjadi basis bagi kegiatan keseniannya

Penelitian tentang karya rendra
Profesor Harry Aveling, seorang pakar sastra dari Australia yang besar perhatiannya terhadap kesusastraan Indonesia, telah membicarakan dan menerjemahkan beberapa bagian puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “A Thematic History of Indonesian Poetry: 1920 to 1974”. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman bernama Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul Rendras Gedichtsammlungen (1957—1972): Ein Beitrag Zur Kenntnis der Zeitgenossichen Indonesischen Literatur. Verlag von Dietrich Reimer in Berlin: Hamburg 1977.

Penghargaan
* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
* Hadiah Akademi Jakarta (1975)
* Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
* Penghargaan Adam Malik (1989)
* The S.E.A. Write Award (1996)
* Penghargaan Achmad Bakri (2006).

Kontroversi pernikahan, masuk Islam dan julukan Burung Merak
Baru pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertama pada diri Sunarti Suwandi. Dari wanita yang dinikahinya pada 31 Maret 1959 itu, Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Satu di antara muridnya adalah Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat, putri darah biru Keraton Yogyakarta, yang bersedia lebur dalam kehidupan spontan dan urakan di Bengkel Teater. Tugas Jeng Sito, begitu panggilan Rendra kepadanya, antara lain menyuapi dan memandikan keempat anak Rendra-Sunarti.

Ujung-ujungnya, ditemani Sunarti, Rendra melamar Sito untuk menjadi istri kedua, dan Sito menerimanya. Dia dinamis, aktif, dan punya kesehatan yang terjaga, tutur Sito tentang Rendra, kepada Kastoyo Ramelan dari Gatra. Satu-satunya kendala datang dari ayah Sito yang tidak mengizinkan putrinya, yang beragama Islam, dinikahi seorang pemuda Katolik. Tapi hal itu bukan halangan besar bagi Rendra. Ia yang pernah menulis litani dan mazmur, serta memerankan Yesus Kristus dalam lakon drama penyaliban Cinta dalam Luka, memilih untuk mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari perkimpoiannya dengan Sito, 12 Agustus 1970, dengan saksi Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi. Setelah menjadi muslim namanya menjadi Wahyu Sulaeman Rendra.

Peristiwa itu, tak pelak lagi, mengundang berbagai komentar sinis seperti Rendra masuk Islam hanya untuk poligami. Terhadap tudingan tersebut, Rendra memberi alasan bahwa ketertarikannya pada Islam sesungguhnya sudah berlangsung lama. Terutama sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji, beberapa bulan sebelum pernikahannya dengan Sito. Tapi alasan yang lebih prinsipil bagi Rendra, karena Islam bisa menjawab persoalan pokok yang terus menghantuinya selama ini: kemerdekaan individual sepenuhnya. Saya bisa langsung beribadah kepada Allah tanpa memerlukan pertolongan orang lain. Sehingga saya merasa hak individu saya dihargai, katanya sambil mengutip ayat Quran, yang menyatakan bahwa Allah lebih dekat dari urat leher seseorang.

Toh kehidupannya dalam satu atap dengan dua istri menyebabkan Rendra dituding sebagai haus publisitas dan gemar popularitas. Tapi ia menanggapinya dengan ringan saja. Seperti saat ia menjamu seorang rekannya dari Australia di Kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta. Ketika melihat seekor burung merak berjalan bersama dua betinanya, Rendra berseru sambil tertawa terbahak-bahak, Itu Rendra! Itu Rendra!. Sejak itu, julukan Burung Merak melekat padanya hingga kini. Dari Sitoresmi, ia mendapatkan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati

Sang Burung Merak kembali mengibaskan keindahan sayapnya dengan mempersunting Ken Zuraida, istri ketiga yang memberinya dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Tapi pernikahan itu harus dibayar mahal karena tak lama sesudah kelahiran Maryam, Rendra menceraikan Sitoresmi pada 1979, dan Sunarti pada tahun 1981.

Surat cinta W.S Rendra

Dramawan, cerpenis dan penyair besar Indonesia WS Rendra telah kembali ke pangkuan Sang Maha Hidup dalam usia 74 tahun, pada Kamis malam (6/8). Kepergian budayawan kenamaan untuk selama-lamanya itu, merupakan suatu kehilangan besar bagi kalangan budayawan tanah air. Sebagai “aset nasional”, Rendra yang mendapat julukan “Burung Merak” itu, namanya kondang baik di dalam dan manca negara. Beberapa penghargaan bergengsi atas dedikasinya berkiprah di jalur seni itu telah ia genggam.

Sebagai salah seorang penggemarnya, saya beruntung pernah menyaksikan penampilan memukau WS Rendra membacakan puisi-puisinya di Taman Ismail Marzuki (TIM) beberapa tahun menjelang kejatuhan rezim Orde Baru.

Masih terbayang, dengan berbusana serba hitam WS Rendra membacakan puisi-puisi bernada protes dalam penampilan tunggal tersebut. Untuk situasi politik masa itu, ia termasuk penyair yang berani. Dengan vokal suara bariton dan agak serak-serak, ia lantang dan keras menyuarakan protes. Seakan-akan nalurinya sebagai seniman itu, ia telah mencium gelagat tidak beres dari penguasa masa itu.

Bahkan bukan pada saat penampilan di TIM malam itu saja ia mengekspresikan “tanda-tanda jaman”. Tahun-tahun sebelumnya, penampilan-penampilan panggung Rendra di muka publik, baik itu pementasan drama maupun pembacaan puisi telah ia kirimkan “sinyal-sinyal” ketidakberesan negeri kepada sang penguasa. Karenanya, pernah saya baca di media massa izin-izin pementasan Rendra dipersulit pihak aparat keamanan. Bahkan dilarang.

Malam itu Rendra dengan cukup santai membacakan beberapa puisi karyanya. Mulai dari “Blues untuk Bonnie”, “Sajak Seonggok Jagung”, “Sajak Sebatang Lisong” dan lain-lain.

Menurut saya, gaya dia membacakan puisi dengan menggerakkan dan meliuk-liukkan anggota tubuh itu, memang laksana burung merak yang tengah mengepak-ngepakkan sayapnya. Mungkin saja gaya Rendra inilah yang melambungkan sebuah julukan khas dan melekat pada dirinya: Penyair Si Burung Merak.

Lantaran kedinamisan Rendra di atas panggung ini, sesekali istrinya Ken Zuraida yang setia berdiri di bibir panggung, naik untuk membetulkan perlengkapan mikropon wireless yang menempel di pinggang Rendra.

***

Secara pribadi, di awal-awal dekade 1990-an, penyair besar tersebut “turut andil” mensukseskan sebuah pdkt atau pendekatan saya pada seorang gadis. Sajak Rendra “Surat Cinta” , saya “modifikasi” tertentu seolah-olah itu tulisan tangan sendiri (agak lucu kan kalau kita menulis surat cinta pakai daftar pustaka segala). Selain Rendra, penyair yang sajak-sajaknya kerap saya kutip dalam sepucuk surat pribadi itu antara lain: Amir Hamzah, Sitor Situmorang, Kahlil Gibran, Jalaluddin Rumi dan Rabiah al-Adawiyah.

Menurut penuturan salah seorang teman indekostnya saat mahasiswa dulu, bila surat cinta itu saya kirim (baik melalui perantaraan teman atau pos) dan telah dibacanya, maka semalaman si pacar itu tidak bisa tidur. Ketika suatu waktu soal itu saya singgung dan tanyakan, si mantan pacar yang kini menjadi ibu dari ketiga anakku itu tegas-tegas menyangkalnya, seraya mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

***

Dalam konteks sajak “Surat Cinta” Rendra itu, sejatinya yang saya perlukan hanya mengganti kata “dik Narti “ menjadi “dik Indra” (mantan pacar yang kini jadi istri). Di samping itu, tentu saja saya tidak mengutip mentah-mentah apa yang telah tersurat dari sajak tersebut. Ada modifikasi kalimat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi tatkala surat itu dibuat.

Perhatikan beberapa bait kutipan sajak ini. Dan jika pembaca adalah seorang perempuan muda yang tengah dimabuk kepayang, resapi kedahsyatan sajak ini. Beberapa petikan sajak “Surat Cinta” WS Rendra itu sebagai berikut:

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !

Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !

Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan

Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikimpoikan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu:
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain…
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa


Selamat Jalan Bung. Menghadaplah engkau kepada Sang Maha Penyair dengan seulas senyum. Kepakkan sayap-sayap burung merakmu itu pada-Nya dengan kegembiraan yang meluap-luap. Dalam buaian dan haribaan-Nya, semoga engkau beristirahat panjang dengan tenang.

Kumpulan puisi W.S Rendra

Inilah puisi terakhir W.S Rendra sebelum meninggalkan dunia tuk selama-lamanya (31 Juli di RS Mitra Keluarga.)..

Tuhan, Aku Cinta Padamu

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu


Puisi Lainnya...

Rajawali

Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka


DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG
Oleh :
W.S. Rendra


Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu

Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku
***




AKU TULIS PAMPLET INI
Oleh :
W.S. Rendra
Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng - iya - an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.
Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi
***

GERILYA
Oleh :
W.S. Rendra

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya
Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama
Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya


GUGUR
Oleh :
W.S. Rendra

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya

Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya

Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
" Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang."
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa

Orang tua itu kembali berkata :
"Lihatlah, hari telah fajar !
Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya !
Nanti sekali waktu
seorang cucuku
akan menacapkan bajak
di bumi tempatku berkubur
kemudian akan ditanamnya benih
dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata :
-Alangkah gemburnya tanah di sini!"
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya



LAGU SEORANG GERILYA
(Untuk puteraku Isaias Sadewa)
Oleh :
W.S. Rendra

Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.
Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata

Jakarta, 2 september 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi

Sajak Sebatang Lisong

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan – pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis – papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak – kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
……………………..

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana – sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung – gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes – protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair – penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak – kanak tanpa pendidikan
termangu – mangu di kaki dewi kesenian

bunga – bunga bangsa tahun depan
berkunang – kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta – juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
……………………………

kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

Ngopi yuk...???

BUZZ..!!
begitulah nana biasa klo nyapa,agak ngagetin sih,tp emang tuh kebiasaannya,"nongkrong yuk say,..??"sapa nana,"nongkrong dimana..??"tanyaku selanjutnya,"biasa di coffe corner,aku tunggu iah..??"sambil agak sedikit menggoda.
tp kepalaku langsung puyeng,bagaimana tidak coba..?? 2 blog pesenan teman belum selesai,dan pagi itu jga mau di ambil,"gimana..??"tanya nana,"waduh gak bisa nih,aku sibuk kali ini,"sambil masih konsen di depan komputer yg rasanya dah bosen liat mukaku.
"yaaahh,.."dengan nada agak kecewa nana membalasnya,"maaf iah"kataku sambil ngomel² gak karuan karena liat kerjaan belum selesai,.
itulah sepenggalan kisa tentang diriku dan nana (si gadis lesby) yg cantik,imuet,manja,dan aku berharap dia tak akan pernah kembali menjadi gadis lesby kaya dulu lagi,sayang sekali klo dia sampai terjatuh kembali ke dunia yg benar² tidak di inginkan oleh seorang lelaki yg mendambakan wanita cantik seperti dia,tp apa daya,itu semua adalah takdir,dan kita yg mencoba tuk berusaha merubahnya,.
sampai pagi ini pun aku masih teringat dengan dia,kenapa dia gak jadi milikku saja,aku bisa bahagiakan dia,tp kata hatiku mendorong untuk tidak memiliki dia,kenapa..??krna aku bukanlah lelaki yg cocok buat dia,dia kaya,cantik,seksy,..
sedangkan aku hanya manusia biasa,cuek dengan keadaan diriku yg sebenernya,suka peduli sama orang lain tp gak pernah peduli pada diri sendiri,akhirnya cuma bisa berdoa tuk mendapatkan dia.(bersambung)

Lamunanku..

Kecewa Bertubi-Tubi


Oh akulah reruntuhan istana..
Megahku tenggelam dalam badai api...
Aku tertimpa gunung besar dari langit..
Dan musnah dalam debunya yang membara...

Aku tlah retak dalam kepatahan...
Cintaku lenyap dalam kecewa berkali-kali..
3600 kali yang berjalan, aku kesakitan..
Bertemu kembali dalam kekecewaan besar...

Insan daripadaku meledak-ledak...
Tak ada nurani, pantas mati tanpa nisan...
Tak berdaya lagi tlah kuaniaya diri..
Pasrahkan pada-Nya agar tak tersisa hati..

Kau yang kucinta tega berlari...
3600 kali tersakiti dengan lautan...
Kau tenggelamkan aku tanpa jejak haluan..
Aku tersisih di antara kebahagiaan...

Cukup sekali, tapi terjadi lagi..
Kau tega menghianati aku kembali...
Tak ada lagi percayakan cinta ini...
Pantaslah aku mati dalam api kecewa ini...


Aku putus asa

Kusudah menyerah pada hidup ini.
Baju jirahku sudah penuh darah..
Aku kalah dalam peperangan kenyataan...
Mimpiku akanlah tetap menjadi mimpi..

Kuasaku menahan hanya sebatas ini..
Rasa ini sudah menderaku bagaikan batu..
Aku tak sanggup mengaduh perih lagi..
Sudah cukupkah kisah hidupku berakhir...

Tangis, air mata dan derita..
Menjadi warna kelam dalam kanvasku...
Peluh dan kecewa yang laksana mutiara...
Berguguran dari pohon hatiku yang kecewa..

Putus asaku sudah tak tersambung lagi..
Deritaku sesakkan dada dan menambah beratnya..
Cinta tiada, hartapun tiada..semuanya sirna...
Aku nelangsa berharap kematian menjemputku...

Semut merah


"aaarrhh sial,.dasar motor nyebelin,gak tau di untung,aku dah habis banyak untuk ngerawat kamu,tapi masih terus mogok"teriakku di dalam hati.emang sih,sejak pertama aku miliki motor kesayanganku,sering mogok,tp aku tetep sayank sama dia.
pernah nih kejadian yg sangat krusial nih motor bikin aku malu,plus gak enak sama yg aku bonceng,maklum yg di bonceng adalah gebetan waktu itu,eh di jalan mogok sampai lima kali,untungnya masih bisa jalan,tp malu juga sih.

"waduh mogok"gumamku dalam hati ketika membonceng gebetanku yg namanya siska(bukan nama sebenarnya,)."kenapa mas..??"tanya siska,"nih mogok lagi,sorry yah sis,gak tau nih padahal kalo sama aku gak pernah mogok,tp pas sama cewek yg cantik kaya kamu kok jadi mogok,..??nervous kali iak motorku,..??"(sempat sewot jg siska)masa cuma gara² dia motorku jadi mogok,.ehehehe,.

yah akhirnya kita jadi dorong berdua,so sweet,tp biarlah,toh dia juga mau,dan gak ada paksaan dari pihak manapun,apalagi mengancam (paling juga takut gak ada yg anterin pulang).setelah kita dorong lumayan jauh sampai 50 meter,tuh motor bisa di hidupin lagi,"sis,bisa nih,."teriakku kegirangan,"iyah mas"jawab siska dengan senyum lembutnya yg bisa buat aku senang,."yuk jalan lagi sampai tempat tujuan dimana kita mau makan dan lihat bintang,."dengan girangnya aku mengajaknya untuk kembali semangat,walaupun tuh motor sudah mogok sampai lima kali perjalanan.

greeeeeeng.....motor aku starter dengan semangat,lanjut sudah perjalananku sampai tempat tujuan,karena seringnya motorku mogok,eh dari tempat tujuan gak kebagian tempat duduk,akhirnya kita sepakat untuk lesehan,wah keren juga iah,lesehan di atas rumput pakai tikar trus ada makanan dan minuman ,mirip sekali dengan camping,ehmm,kencan pertama lagi,akhirnya kita makan sambil liat bintang,dan juga bercanda tawa,tak terbayang masa indah waktu itu,tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam,waktunya kita pulang,dalam perjalanan si jago mogok gak pernah ngambek lagi,bahkan sampai separuh perjalanan,"wahhh senangnnya,."gumamku dalam hati,tapi,tiba² saja hujan turun dengan derasnya,berteduh kita di salah satu toko yg sudah tutup,secara di dalam tas siska waktu itu berisi laptop dan kamera SLR,jadi kita mengamankan barang² yg gak tahan kena air,.

tak terasa sudah sejam kita berteduh,dan siska sudah di telp mamanya,"iyah ma,ini lagi berteduh,hujannya deras sekali,.."jawab siska lewat HP karena di telepon sama mamanya,tp karena hari semakin lama semakin malam,siska sendiri menggigil kedinginan,dan aku ambil keputusan untuk dia pulang dulu dengan menaiki taksi,yah,setelah itu ada taksi dan dia pulang,tinggal diriku sendiri yg kedinginan,akhirnya nekat pulang juga,.

ehmm,kembali ke topik awal,si jago mogok kembali ngadat ketika aku sedang berangkat kerja,jarak waktu tempuh untuk sampai ke tempat kerja jika menaiki si jago mogok kira² setengah jam lebih,tapi apa yg terjadi,motor mogok hingga aku sampai di tempat kerja sejam lebih,untungnya si boss mau mengerti.

setelah sampai,duduk di depan komputer,dan isi blog ini.

My vampire



Ntah apa yg kau pikirkan sekarang ini.
aku gak pernah tau
begitu jg diriku yang tak pernah mengerti kenapa aku sampai begitu suka sama kamu

my vampire..
"bagoooeessssss,..gak bisa nih..??"(sambil menunjukan wajah sebel karena gak pernah berhasil Ngedit CSS),"apa sih jelek,.??"begitulah aku memanggilnya.
seperti biasa,mulai sore sampe malam kita bersama,belajar bersama,ntah itu ngeblog atau lainnya,kadang ada pertengkaran kecil di antara kita,walaupun gak sampai ke pertengkaran besar,tp sukses jg buat diriku bete.
"yes,berhasil"teriakmu.
"selamat"begitulah kata diriku,sambil mencium sedikit keningnya.
karena sampai seriusnya dia belajar tentang internet,sampai² lupa dengan diriku yg sudah ada di sampingnya,"biarkanlah dia belajar"gumamku dalam hati.tp dia kan sebentar lagi harus menghadapi UNAS,kenapa malah belajar internetan,"huuuh dasar vampire,..".

itulah saat² aku merasa bahagia di sampingnya,tp sampai kapan aku harus bisa menunggu untuk memilikinya,kata yg dia lontarkan ke aku tiap kali aku ingin memiliknya"aku bukanlah wanita yg baik buat kamu gus,aku gak mau nyakitin kamu,kamu adalah lelaki yg terbaik yg pernah aku kenal,sabar,jujur,..sedangkan aku berbeda sekali dengan dirimu,aku takut nyakitin kamu,.."begitulah alasan dia mengapa sampai sekarang kami belum pacaran.
aku suka dia,sayank,cinta dia,apapun yg ada dalam dirinya aku menyukainya,walaupun dia mengganggap aku kan disakitinya,tp aku akan bertahan,sejauh mana aku mampu menjaganya,..


dan sampai sekarang aku masih tetap setia menunggunya,sampai aku bosan,.???mungkin aku gak akan pernah bosan dengannya,apapun yang terjadi dengannya,aku kan sabar menghadapinya,walaupun kadang diriku di buatnya marah,tapi sebisa mungkin aku gak akan pernah marah sama dia,.


thx my vampire,walaupun kamu cuma memberiku sedikit kebahagiaan di hatiku,aku cukup bersyukur,.
aku kangen sama kamu.
tersiksa..???yah memang sangat tersiksa...tp inilah yg harus kuterima,kasih tak sampai.

Makluk² yg pernah mengisi ruang hatiku.



rahma atau yg sering di panggil sama teman²nya rahme..
gadis berusia 19 tahun ini adalah asisten dosen di kampus unair,anaknya emang rame,apalagi klo lagi nonton,suaranya menggelegar lebih keras dari home theaternya.
thx iah udah mengisi kekosongan hatiku,walaupun ortu kamu dah memilihkan calon untuk kamu,aku tetap sayank sama kamu,.

cinta siti nurbaya nih.


dewi atau fitra dewi
gadis 21 th ini sering aku gangguin waktu tidur malam,cuman untuk bangunin buat sholat tahajjud,..
maaf mas udah banyak bohong sama kamu,hubungan jarak jauh ternyata susah,moga kamu dapatkan yg lebih baik dari mas.





mirza atau anak² sering panggil mircha krn wajahnya yg imut,childist(klo sedang ngambek),gadis berumur 19 tahun ini adalah orang yg pertama kali bukin aku jatuh cinta di kampus tercinta,..
hemmm,mas jg minta maaf krn sering bikin kamu jengkel sama mas,apalagi sampai menangis,dan maafkan mas,krn mas gak bisa langsung berubah seperti apa yg kamu inginkan,perubahan tidak bisa langsung chaaa..,dan skrg kamu dah bahagia kan dapat yg lebih baik dari aku,sahabatku sendiri yg memang aku percaya i tuk menjaga kamu.bentar lagi kamu dah wisuda,selamat iah,tinggal mas yg betah di kampus,krn mas susah mo nuruti kemauan kamu.

maybe masih ada klo gak salah 2 makhluk yg belum aku pasang,emang gak ada fotonya dan jg mungkin cinta monyet,ehehehe,yg penting aku bukan monyet kan...???

Hack Modzila

Mozilla Firefox adalah salah satu browser yang paling banyak dipakai oleh para netter.1. Dengan sedikit trik, Firefox bisa dibuat lebih kencang sehingga memberikan kenyamanan anda dalam mengarungi jagad maya. Berikut trik nya :

* Ketik "about:config" pada address bar dan tekan enter. turunkan scroll kebawah dan cari entries berikut :

network.http.pipelining
network.http.proxy.pipelining
network.http.pipelining.maxrequests

Secara normal browser akan membuat satu request untuk satu halaman web dalam satu kali . Ketika kamu enable pipelining, itu akan membuat beberapa halaman dalam sekali klik dan akan mempercepat page loading.

* Ubah entries berikut menjadi :

Set "network.http.pipelining" menjadi "true"
Set "network.http.proxy.pipelining" menjadi "true"
Set "network.http.pipelining.maxrequests" menjadi nilai seperti "30". ini artinya akan membuat 30 request dalam sekali.

* Terakhir klik kiri (dimana saja) select New -> Integer. masukan "nglayout.initialpaint.delay" pada prefence name, kemudian set nilai menjadi "0".